Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa Asia melemah dan harga minyak kembali turun pada perdagangan Selasa (26/1) karena investor mengambil keuntungan pada rebound selama dua hari terakhir akibat kekhawatiran perlambatan ekonomi global tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.
Seperti dikutip dari
Reuters, indeks Nikkei N225 Jepang turun 1,8 persen pada tengah hari, sementara indeks Hong Kong Hang Seng Index HSI turun 1,5 persen. Lebih lanjut, kedua indeks tersebut turun lebih dari 2 persen pada satu titik.
Indeks MSCI saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,9 persen .Indeks MIAPJ0000PUS tersebut jatuh setelah dua hari menguat sejak akhir pekan lalu. Sementara itu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat dibuka melemah 0,35 persen di level 4.489.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di mana pun Anda melihat China, minyak dan AS, tidak ada bukti yang jelas tentang perbaikan dalam fundamental ekonomi. Jadi dalam waktu dekat, sulit untuk mengharapkan harga aset berisiko untuk menguat lebih lanjut setelah serentetan short-covering," kata Tatsushi Maeno, Direktur PineBridge Investments.
Harga minyak mentah telah gagal untuk memperpanjang rebound yang mulai pada minggu lalu dan jatuh sekitar 7 persen minggu ini. Berita bahwa produksi Irak mencapai rekor telah memperdalam kekhawatiran kelebihan pasokan.
Harga minyak telah jatuh lebih dari 75 persen dari posisi puncak pada 2012 setelah produksi global didorong oleh adanya shale gas dan pertumbuhan permintaan melemah karena ekonomi China yang melambat. Jatuhnya harga minyak memeberikan tekanan besar pada profitabilitas perusahaan minyak di seluruh dunia, yang menyebabkan pemangkasan investasi dan pekerjaan.
Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto mengatakan pasar saham global tadi malam kembali tertekan akibat harga minyak mentah yang kembali drop hingga 7,5 persen di US$ 29,77 per barel. Indeks saham seperti Eurostoxx di kawasan Euro koreksi 0,71 persen di 3.001,78. Indeks DJIA dan S&P di Wall Street masing-masing koreksi 1,29 persen dan 1,56 persen di 15.885,22 dan 1.877,08.
“Saham-saham sektor energi menjadi penekan pasar saham global tadi malam,” ujarnya dalam riset, Selasa (26/1).
Menurutnya, selain faktor harga minyak mentah, pasar global saat ini juga tengah menanti kebijakan tingkat suku bunga AS atau Fed Fund Rate menyusul pertemuan The Fed pada pertengahan pekan ini.
“Kembali tertekannya harga minyak mentah akan mempengaruhi perdagangan pada hari ini. IHSG diperkirakan bergerak bervariasi cenderung tertekan di kisaran 4.470 hingga 4.525,” jelasnya.
(gir)