Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Perindustrian Saleh Husin optimistis prinsipal otomotif asal Amerika Serikat (AS), yakni Ford bakal kembali masuk ke Indonesia suatu saat.
Pasalnya, menurut Saleh Indonesia masih dinilai sebagai pasar otomotif yang sangat menarik terlebih di era pasar bebas Asean.
"Saat ini mereka lebih berkonsentrasi mengembangkan pabriknya di Thailand, tapi mungkin dengan pasar bebas Asean mereka akan tetap masuk ke Indonesia," ujar Saleh di kantornya, Selasa (26/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, dalam surat elektronik yang dikirimkan beberapa waktu lalu manajemen Ford Motor Indonesia mengakui bahwa rencana hengkangnya perseroan dari Indonesia disebabkan oleh tingginya persaingan industri otomotif lain di tanah air.
Seiring dengan rencana tersebut, Saleh bilang pemerintah sendiri bakal mengundang manajemen ke kantornya untuk membicarakan kemungkinan guna melanjutkan investasi di Indonesia.
Namun, ia menduga bahwa kalahnya bisnis Ford dari beberapa produsen mobil lain lantaran selama ini mereka tidak mempunyai pabrik maupun industri komponen pendukung di Indonesia.
"Memang secara bisnis kadang mereka akan kesulitan menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat dengan industri-industri kendaraan bermotor lainnya, yang memang sudah memupnya industri komponen sendiri di dalam negeri. Sehingga mereka menjadi tidak kompetitif," tuturnya.
Pasar Menarik
Di tengah rencana hengkangnya Ford dari Indonesia, Saleh menambahkan dirinya meyakini Indonesia masih merupakan salah satu pasar otomotif yang cukup besar di dunia yang saat ini mulai menjadi perhatian investor global.
Ia pun menjadikan General Motor (GM) yang sempat menutup pabrik Chevrolet Spin di Pondok Ungu, Bekasi sebagai contoh, yang belakangan perusahaan tersebut menggandeng perusahaan otomotif China, Saic Wulling untuk menghidupkan kembali pabrik tersebut di bawah bendera PT SGMW Motor Indonesia.
Saleh mengungkapkan, untuk mengembangkan pabrik mobil Wulling SGMW harus menggelontorkan modal hingga US$750 juta atau berkisar Rp10 hingga 11 triliun
"Lalu ada Mitsubhisi yang membangun pabrik senilai Rp6 triliun. Ada juga Isusu yang investasi Rp3,5 triliun untuk pabrik barunya," tutur Saleh.
Berangkat dari fakta ini, ia pun optimistis akan semakin banak pemain otomotif yang masuk ke Indonesia. Di mana sejauh ini, Kemenperin sudah membuka pembicaraan dengan sejumlah produsen otomtoif ternama sebagai upaya untuk mengajak investasi di Tanah Air.
Pemerintah, lanjut Saleh, juga akan mengarahkan agar perusahaan otomotif tak hanya jualan di Indonesia. Menurutnya, untuk bisa mengembangkan pasar di dalam negeri, mereka harus pula didukung oleh industri komponen yang memadai.
(dim/gen)