Ford Kalah Saing Karena Tak Mampu Penuhi Selera Masyarakat

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Selasa, 26 Jan 2016 13:20 WIB
I Gusti Putu Suryawirawan, Dirjen ILMATE Kemenperin mengaku heran Ford tidak ikut menjual mobil jenis MPV yang laris dibeli masyarakat Indonesia.
I Gusti Putu Suryawirawan, Dirjen ILMATE Kemenperin mengaku heran Ford tidak ikut menjual mobil jenis MPV yang laris dibeli masyarakat Indonesia. (CNN Indonesia/Deddy Sinaga).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menilai mobil berbendera Ford kalah bersaing dengan mobil produksi pabrikan otomotif lain akibat tidak bisa memenuhi kebutuhan pasar Indonesia. Ford selama ini dinilai menjual mobil yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan Ford tidak menyediakan mobil segmen Multi Purpose Vehicle (MPV) seperti yang digemari masyarakat Indonesia. Maka dari itu, merupakan hal yang wajar jika pasar Indonesia terlihat tidak menguntungkan.

"Ford itu tidak ada upaya untuk produksi mobil yang sedang tren disini. Tipe yang sedang tren adalah MPV yang sebentar lagi masuk ke Sport Utility Vehicle (SUV). Mereka tidak ada tipe seperti yang masyarakat mau, makanya agak repot juga," terang Putu di kantornya, Selasa (26/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Putu mengatakan kalau Ford bisa saja menggandeng mitra untuk memproduksi mobil jenis MPV berkaca pada General Motor yang bermitra dengan SAIC dan Wuling untuk produksi mobil jenis tersebut di Indonesia. Namun, Putu juga tak mengerti kenapa Ford tak mau melakukan penetrasi ke pasar MPV.

"Hal itu kan sesuai pertimbangan mereka. Tapi kalau dilihat kembali, sayang sekali mereka berhenti berjualan di Indonesia karena mereka punya penjualan di kisaran enam ribu hingga tujuh ribu unit per tahunnya," ujar Putu.

Faktor Nilai Tukar

Namun, Putu tak hanya melihat kondisi persaingan sebagai faktor tunggal hengkangnya Ford dari Indonesia. Nilai tukar rupiah terhadap dolar yang melemah 10,59 persen di tahun lalu, jelasnya, juga menjadi alasan kenapa Ford memutuskan untuk tidak beroperasi lagi di Indonesia.

"Ford itu kan tidak punya pabrik di sini, jadi mereka impor Completely Build-Up Unit (CBU) dari luar sehingga pelemahan kurs itu akan sangat berdampak sekali. Kalau mereka punya industri di dalam negeri dan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) juga sangat tinggi, industri mereka bisa lebih tahan banting," ujarnya.

Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pada 2015, penjualan mobil segmen MPV, Low MPV, dan High MPV tercatat sebanyak 336.302 unit atau mengambil porsi 32,60 persen dari total penjualan mobil nasional sebesar 1.031.422 unit.

Sementara itu, penjualan Ford hingga akhir 2015 tercatat sebanyak 6.103 unit atau 0,59 persen dari penjualan mobil nasional sebesar 1,03 juta unit. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER