Jakarta, CNN Indonesia -- Penurunan harga komoditas turut mengurangi kontribusi PT Freeport Indonesia dalam sektor penerimaan negara.
Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro mengungkapkan sebelum harga komoditas mengalami penurunan, perusahaan tambang asal Amerika itu merupakan pembayar pajak terbesar di Indonesia.
"Ya dulu pajaknya besar sekarang tidak lagi, harga komoditas jatuh maka setorannya ikut jatuh. Kemudian bea keluarnya juga ya segitu-segitu saja sesuai izin ekspor," ujar Bambang di kantor pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Selasa (26/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai informasi, jika dilihat dari realisasi penerimaan bea dan cukai yang dirilis DJBC pada awal bulan ini, penerimaan bea keluar dari Freeport dan PT Newmont Nusa Tenggara pada 2015 diperkirakan mencapai Rp2,88 triliun.
Angka tersebut 74 persen dari total realisasi penerimaan bea keluar tahun lalu sebesar Rp3,9 triliun. Seluruh penerimaan ini lebih rendah dibanding 2014 yang mencapai Rp11,3 triliun.
Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi mengatakan penerimaan dari kedua perusahaan ini lebih tinggi dibandingkan 2014 yang hanya mencapai Rp2,6 triliun.
Ketika itu, penerimaan bea keluar dari Freeport dan Newmont masing-masing Rp922,5 miliar dan Rp1,6 triliun. Freeport diketahui memiliki kuota ekspor konsentrat tembaga sebanyak 940.989 metrik ton sampai 25 Januari 2015. Sementara Newmont sebanyak 304.515 metrik ton sampai 18 Maret 2015.
(gen)