Tagih Dana Smelter, Freeport Sebut Pemerintah Tak Konsisten

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Rabu, 27 Jan 2016 07:34 WIB
Pemerintah meminta manajemen perusahaan menyetorkan dana komitmen pembangunan smelter sebesar US$530 juta jika ingin mendapat perpanjangan izin ekspor.
Pemerintah meminta manajemen perusahaan menyetorkan dana komitmen pembangunan smelter sebesar US$530 juta jika ingin mendapat perpanjangan izin ekspor. (Dok. Freeport).
Jakarta, CNN Indonesia -- Freeport McMoRan Inc, induk usaha PT Freeport Indonesia menyatakan tuntutan Pemerintah agar manajemen perusahaan menyetorkan dana komitmen pembangunan smelter sebesar US$530 juta sebagai kebijakan yang tidak konsisten.

Dana tersebut sebelumnya diminta Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebagai salah satu syarat bagi Freeport jika ingin mendapatkan rekomendasi perpanjangan izin ekspor konsentrat yang habis bulan ini.

Chief Executive Officer (CEO) Freeport McMoRan Richard Adkerson mempertanyakan konsistensi kebijakan Pemerintah Joko Widodo (Jokowi) yang meminta pembayaran dana komitmen pembangunan smelter tersebut. Pasalnya dalam perjanjian yang dibuat antara pemerintah sebelumnya dengan Freeport pada pertengahan 2014, tidak ada klausul mengenai hal itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Pejabat di Kementerian ESDM meminta kami membayar dana tersebut apabila kami ingin mendapatkan izin ekspor. Hal itu membuat kami harus menyediakan dana tambahan untuk pembangunan smelter. Permintaan ini inkonsisten dengan perjanjian yang dibuat pertengahan 2014,” kata Adkerson, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (27/1).

Ia melanjutkan, dalam perjanjian tersebut yang diminta Pemerintah Indonesia apabila Freeport ingin mendapat perpanjangan izin adalah Freeport harus memberikan bagi hasil yang lebih besar kepada pemerintah dari ekspor emas dan tembaga yang terkandung di tambang Grasberg, di samping kewajiban membangun smelter.

Adkerson menambahkan, proses negosiasi dengan Pemerintah terus dilakukan dan ia meyakini Freeport akan memperoleh perpanjangan izin ekspor yang baru dalam waktu dekat.

Freeport Indonesia memiliki kapasitas produksi 220 ribu ton ore tembaga per hari yang sepertiganya dikirim ke fasilitas pengolahan smelter lokal di Gresik, dan sisanya di ekspor sebagai konsentrat.

“Tidak mungkin Freeport tidak membayar permintaan dana deposit tersebut, mereka tentu saja ingin melanjutkan ekspor sehingga terus melanjutkan negosiasi,” ujar Helen Lau, Analis Komoditas dari Agronaut Securities. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER