Jakarta, CNN Indonesia -- Polemik pertemuan mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Setya Novanto dengan mantan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin tahun lalu yang mencuatkan isu ‘Papa Minta Saham’ di media sosial, tidak mengganggu kinerja operasional tambang Grasberg di Papua.
Laporan keuangan kuartal IV 2015 Freeport-McMoRan Inc (FCX), pemilik 90,64 persen saham Freeport Indonesia menyebutkan dua komoditas utama hasil produksi tambang Grasberg yaitu tembaga dan emas mengalami peningkatan di tengah kisruh kewajiban divestasi saham dan permintaan perpanjangan kontrak karya (KK) yang akan kadaluarsa 2021 mendatang.
Freeport dilaporkan berhasil mengeduk tembaga dari perut pegunungan Grasberg sebanyak 752 juta pounds, naik 18,23 persen dibandingkan realisasi produksi 2014 sebanyak 636 juta pounds.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari jumlah produksi sebanyak itu, jumlah tembaga yang berhasil dijual perusahaan tambang Amerika itu tercatat sebanyak 744 juta pounds. Dengan rata-rata harga jual US$2,33 per pound, maka Freeport diperkirakan mengantongi pendapatan US$1,73 miliar dari penjualan tembaga tahun lalu.
Sementara produksi emas Freeport tahun lalu tercatat sebanyak 1,23 juta ounces, naik 8,84 persen dibandingkan produksi 2014 sebanyak 1,13 juta ounces. Dengan berhasil menjual sebanyak 1,22 juta ounces emas pada harga rata-rata US$1.129 per ounces, maka diperkirakan Freeport memperoleh US$1,38 miliar.
Kontribusi produksi tembaga dan emas dari Indonesia memberi sumbangan signifikan terhadap total produksi Freeport di seluruh dunia. Produksi tembaga asal Indonesia sebanyak 752 juta pounds, setara dengan 18 persen dari total produksi tembaga konsolidasian Freeport sebanyak 4.017 juta pounds.
Lebih menakjubkan lagi, produksi emas asal Indonesia sebanyak 1,23 juta ounces menyumbang 98 persen terhadap total produksi emas Freeport sebanyak 1,25 juta ounces.
(gen)