Sentimen Global Positif, IHSG Mungkin Bertahan di Zona Hijau

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Senin, 01 Feb 2016 06:30 WIB
Potensi tekanan IHSG hari ini justru berasal dari rilis inflasi dan PDB Indonesia. Jika tak sesuai ekspektasi, maka koreksi kemungkinan besar bisa terjadi.
Foto: ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma
Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi mengalami penguatan di awal pekan ini karena positifnya sentimen global yang diharapkan bakal mengalirkan dana ke pasar modal Indonesia.

Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan pada perdagangan Senin (1/2) IHSG memiliki level support 4.593-4.608 dan resisten 4.625-4.644. Menurutnya laju IHSG sempat di bawah area target support 4.575-4.589 dan kembali berada di kisaran target resisten 4.610-4.624. Pada penutupan perdagangan pekan lalu, IHSG menguat 12 poin atau 0,27 persen ke level 4.615.

“Sentimen BoJ (bank sentral Jepang) yang menerapkan suku bunga negatif, masuknya kembali dana asing, serta bursa keuangan global yang kembali menunjukkan rebound membuat kami berpendapat IHSG cenderung dapat melanjutkan penguatannya meski mulai terbatas,” ujarnya dalam riset, dikutip Senin (1/2)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, Reza menilai posisi IHSG yang hampir mendekati area overbought (jenuh jual) dapat membuat indeks rawan untuk memasuki area support. Ia menyatakan investor sebaiknya tetap mencermati sentimen yang ada.

Di perdagangan akhir pekan lalu, ia menilai pelaku pasar kembali sumringah setelah IHSG berhasil menguat dan ditutup di area 4.600-an dengan volume yang kembali meningkat.

“Para investor kembali melakukan aksi beli setelah beberapa hari terakhir lebih banyak melakukan aksi wait and see,”  katanya.

Ia merinci, aksi pemodal asing yang melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 1,4 triliun berhasil membuat IHSG nyaman di area 4.600-an. Sementara, nilai transaksi yang mencapai Rp6,6 triliun sehari juga turut menopang laju IHSG, karena di atas rata-rata transaksi harian.

“Keadaan ini kembali memunculkan harapan baru akan positifnya IHSG khususnya di bulan Februari,” ucapnya.

Menurutnya berbagai kebijakan dari bank sentral dalam maupun luar negeri, harga minyak yang mencoba berada di area US$34 per barel, hingga imbas hasil penilaian Moody's Investors Service yang mengafirmasi peringkat Indonesia pada level layak investasi memberikan tambahan sentimen positif bagi IHSG.

“Namun, jelang rilisnya inflasi serta PDB Indonesia, investor diharapkan berhati-hati jika nantinya tidak sesuai ekspektasi konsensus dan dijadikan sentimen agar IHSG koreksi, mengingat indeks berada dalam zona overbought,” jelasnya.

Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan, dalam perdagangan sebelumnya, seluruh sektor berada di zona hijau dengan kenaikan dipimpin oleh sektor aneka industri, infrastruktur dan agrikultur. Namun ada satu sektor yang berada di zona merah yaitu sektor consumer, akibat tekanan jual pada saham PT H.M. Sampoerna Tbk.

“Kalau melihat asing net buy yang sangat besar, dan Dow Jones juga naik tinggi, maka seharusnya tidak ada alasan ada tekanan jual kepada IHSG. Namun apakah IHSG akan naik seimbang dengan kenaikan Dow Jones kemarin, yaitu di atas 2 persen? Saya kira IHSG naik tetapi hanya sekitar 1 persen-an saja,” katanya. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER