Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak mentah dunia kembali turun pada Selasa (2/2) ini, usai China merilis indeks aktivitas pabrik dan bengkel kerja yang turun jadi 49,4 persen sepanjang Januari 2015. Indeks yang turun selama enam bulan berturut-turut memberi isyarat industri manufaktur China masih berkontraksi dan menambah kekhawatiran pasar atas berlanjutnya perlambatan ekonomi negara penyerap energi terbesar di dunia.
Seperti dikutip dari kantor berita Antara, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret turun US$2 menjadi US$31,62 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara minyak mentah patokan Eropa untuk pengiriman April, Brent North Sea turun US$1,75 menjadi US$34,24 per barel di London.
Selain terimbas penurunan indeks manufaktur China, analis juga mengaku ragu Rusia benar-benar rela berkorban dengan memangkas jumlah produksi minyaknya untuk mendongkrak harga yang jatuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami berada dalam situasi di mana pasokan tidak mungkin berkurang karena tidak ada kesepakatan OPEC-Rusia. Selain itu muncul risiko baru bahwa permintaan China tidak akan bertambah,” kata Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas TD Securities seperti dikutip Antara, Selasa (2/2).
Melek juga mengatakan turunnya harga minyak kali ini juga didorong oleh aksi ambil untung (profit taking) setelah harga minyak naik dalam dua minggu terakhir setelah merosot berkepanjangan.
Harga minyak sempat naik selama empat hari perdagangan berturut-turut pekan lalu, didorong oleh kemungkinan bahwa produsen minyak utama dapat bekerja sama untuk mengurangi produksinya.
Ketua OPEC Abdalla El-Badri pekan lalu menyerukan produsen minyak di luar kelompok OPEC untuk membantu mengurangi kelebihan pasokan global.
(gen)