Jakarta, CNN Indonesia --
Harga minyak yang kian tertekan memaksa Perusahaan Migas untuk terus melakukan efisiensi. Salah satunya melalui pemutusan hubungan kerja karyawannya. Menanggapi hal tersebut, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang beroperasi di Indonesia untuk mengambil langkah penghematan lain dengan tetap mempertahankan pekerja mereka.
"Kita memang minta jangan mem-PHK, gitu ya. Mereka (KKKS) belum ada rencana kecuali Chevron (Chevron Indonesia)," tutur Direktur Jenderal Minyak dan Gas IGN Wiratmadja Puja di kantor Direktorat Jenderal Migas, Jakarta, Jumat lalu.
Wiratmadja mengungkapkan Chevron telah mengajukan rencana efisiensi. Upaya efisiensi yang dilakukan perusahaan terkait penggabungan organisasi yang beroperasi di Sumatera, PT Chevron Pacific Indonesia, dan di Kalimantan, PT Chevron Indonesia Company.
"Kalau Chevron itu bukan mem-PHK karena nggak ada projek tetapi karena menggabungkan organisasi di Kalimantan sama di Sumatra. Jadi organisasinya digabungkan sehingga ada beberapa posisi yang overlap," ujarnya.
Lebih lanjut, Wiratmadja meminta pengurangan pegawai terjadi secara alami seperti akibat pensiun ataupun masa kerja yang telah berakhir.
"Tapi yang jelas mereka minta moratorium pegawai baru, penerimaan pegawai barunya yang akan dikurangi. Kita bisa memahami. Tahun depan harga minyak lebih bagus tentu mereka akan menerima (pegawai baru)," ujarnya.
Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Djoko Siswanto menambahkan siasat efisiensi berupa efisiensi kegiatan yang tidak terlibat langsung dengan produksi maupun tidak memperpanjang kontrak pekerja yang masa kerjanya telah habis dan pengurangan tenaga kerja asing. Namun demikian, perusahaan akan mempertahankan karyawan lokal permanen dan terlibat langsung dengan produksi.
"Tapi karyawan kita (orang Indonesia) itu dipertahankan terutama yang permanen dan tetap. Karyawan asing pulang, gajinya kan gede," ujar Djoko.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(stu)