Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat memprediksi terdapat pemangkasan suku bunga acuan (BI rate) pada Maret-April 2016 setelah inflasi yang tercatat masih rendah yang ditambah adanya kemungkinan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM).
Ekonom Mandiri Sekuritas Leo Rinaldy mengatakan indeks harga konsumen (IHK) naik 0,51 persen secara bulanan pada bulan lalu, dan sejalan dengan prediksinya. Namun jumlah itu lebih rendah daripada prediksi konsensus 0,66 persen secara bulanan.
“Realisasi itu moderat, mengingat rerata inflasi Januari sebesar 0,92 persen secara bulanan pada 2010–2014,” ujarnya dalam riset, Selasa (2/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun harga makanan berkontribusi 0,46ppt terhadap inflasi. Di antaranya adalah daging ayam dan bawang (masing-masing 0,09ppt), telur (0,06ppt), dan bawang putih (0,04ppt). Sementara itu, biaya transportasi turun, sebagian disebabkan penurunan harga BBM. Biaya itu termasuk bensin (-0,15ppt), tiket pesawat (-0,05ppt), dan solar (-0,02ppt).
Secara tahunan, inflasi naik menjadi 4,14 persen, lebih tinggi daripada 3,35 persen secara tahunan pada Desember 2015.
“Kami mengatribusi kenaikan itu karena dampak dasar penghitungan yang rendah ketika pemerintah menurunkan harga BBM dua kali pada Januari tahun lalu dan IHK mengalami deflasi 0,24 persen secara bulanan pada periode yang sama,” jelasnya.
Adapun inflasi inti kembali melambat menjadi 3,62 persen secara tahunan dari 3,95 persen secara tahunan pada bulan sebelumnya. Leo menilai realisasi itu merupakan yang keempat kali berturut-turut dan mencerminkan permintaan konsumen masih tetap rendah.
Ia menambahkan, dampak lanjutan pada pemangkasan harga BBM pada Januari 2015 lalu dan turunnya harga cabai menghasilkan deflasi 0,36 persen secara bulanan pada Februari 2015. Sehingga seakan menjanjikan adanya dasar penghitungan yang rendah juga untuk IHK Februari 2016.
“Karena itu, inflasi
year on year akan merangkak lagi bulan ini. Kami menetapkan kembali prediksi inflasi sepanjang 2016 sebesar 5 persen,” katanya.
Di sisi lain, ia menilai Bank Indonesia masih akan menahan BI rate di level 7,25 persen dalam rapat dewan gubernur selanjutnya, pada 17 – 18 Februari 2016.
“Kami memprediksi pemangkasan BI rate 25bps menjadi 7 persen akan terjadi pada Maret 2016 atau April 2016 ketika pemerintah menurunkan lagi harga BBM dan volatilitas rupiah masih tetap terjaga,” ungkapnya.
Setelah itu, ia menilai BI rate tidak berubah lagi hingga akhir 2016. Menurutnya, rupiah masih bertahan selama ini, dan sepanjang Januari 2016 rupiah terapresiasi 0,1 persen. Hal itu dinilai kurang lebih sejalan dengan mata uang regional.
(gir/gen)