Kementerian ESDM Kaji Penghapusan BBM Premium di Jakarta

Diemas Kresna Duta | CNN Indonesia
Rabu, 03 Feb 2016 17:02 WIB
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral tengah menghitung untung-rugi di tengah pengahapusan penjualan Premium di Jakarta.
Petugas mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pengendara mobil di Pom Bensin Jakarta, Senin, 17 November 2014. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mengkaji usulan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengenai penghapusan penjualan bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium di kawasannya.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, IGN Wiratmaja Pudja mengatakan saat ini pihaknya sendiri tengah menghitung untung-rugi di tengah pengahapusan penjualan Premium di Jakarta.

"Tapi saya belum sempat rapat detil dengan Pertamina dan Pemprov DKI dan nanti kita rapatkan. Kita (akan) lihat positif dan negatifnya, kemudian efek-efeknya bagaimana," ujar Wiratmaja di Jakarta, Rabu (3/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menyusul eksekusi penghapusan Premium di Jakarta, Wiratmadja menambahkan bahwa pihaknya juga akan meminta penjelasan lebih rinci mengenai wacana yang dilontarkan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

"Secara teknis mungkin saja. Tetapi kan variasi pilihan masyarakat jadi berkurang. Kita lihat alasan pemprov apa. Karena ada atau enggak kan tidak mengurangi subsidi sama sekali," imbuh Wiratmaja.

Sebelumnya, usai menghadiri penandatanganan nota kesepahaman kerjasama antara PT Bulog dan PT Food Station Tjipinang kemarin, Ahok mengungkapkan bahwa pihaknya akan menyiapkan surat yang berisikan himbauan kepada Pertamina untuk menghilangkan peredaran Premium di Jakarta.

Wacana penghapusan Premium sendiri dimaksudkan agar BBM yang saat ini tidak lagi disubsidi tersebut tidak lagi memboroskan uang negara dan hanya digunakan oleh angkutan kota umum.

Menanggapi hal itu, Direktur Pemasaran PT Pertamina (Persero) Ahmad Bambang mengklaim penghapusan Premium di Jakarta akan menguntungkan Pertamina lantaran diyakini bakal mengurangi volume impor Premium.

Sebab, saat ini persentase penggunaan Premium di Jakarta mencapai 20 persen dari total konsumsi BBM jenis tersebut di Indonesia.

"Udara Jakarta juga akan lebih bersih dan resiko (losses) Pertamina akan berkurang," imbuh Bambang. (gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER