Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi mengalami penguatan setelah positifnya bursa AS yang terdongkrak oleh penaikan harga minyak yang disebabkan adanya pelemahan nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama.
Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto mengatakan perkembangan pasar global tadi malam bervariasi. Indeks Eurostoxx di kawasan Euro kemarin terkoreksi 1,87 persen di 2.836,63. Sedangkan di Wall Street indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 1,13 persen dan 0,50 persen di 16.336,66 dan 1.912,53.
“Kenaikan terutama dipicu harga minyak mentah yang berhasil rebound hingga 9,40 persen di US$32,69 per barel menyusul anjloknya dolar AS hingga 1,7 persen terhadap Euro di US$1,1107 dan melemah terhadap Yen Jepang di 117,81 yen per dolar AS,” jelasnya dalam riset, Kamis (4/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menilai data ekonomi AS yang kurang menggembirakan menjadi pemicu anjloknya dolar AS. David menyatakan, kemarin data Indeks ISM Non-Manufacturing PMI Januari 2016 turun ke 53,5 di bawah angka bulan sebelumnya 55,3 dan konsensus ekonom sebesar 55,1.
“Ini mengindikasikan industri jasa di AS mengalami perlambatan pertumbuhan,” katanya.
David mengatakan melonjaknya harga minyak mentah tadi malam akan berdampak positif bagi pergerakan harga saham berbasiskan komoditas. Menurutnya IHSG diperkirakan berpeluang melanjutkan penguatannya.
“Pelemahan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia lainnya juga bisa berdampak pada penguatan rupiah. IHSG diperkirakan bergerak di kisaran 4.540 hingga 4.620 cenderung menguat,” katanya.
Sementara itu Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan pada perdagangan Kamis (4/2) IHSG memiliki level support 4.535 – 4.544 dan resisten 4.621 – 4.632. Menurutnya laju IHSG gagal bertahan di atas area target support 4.550-4.576 dan juga belum mendekati target resisten kami di 4.637-4.644.
Menurut Reza, secara tren, posisi IHSG ialah posisi tanggung dimana meski melemah. Namun, ia menilai pelemahannya mulai terbatas yang didukung dengan adanya volume beli meski masih tipis.
“Potensi pelemahan secara tren memang masih ada. Namun kami harapkan volume beli tersebut dapat meningkat sehingga dapat mematahkan tren pelemahan yang akan dibentuk. Meski demikian, tetap cermati sentimen yang ada,” katanya.
(gir)