Grup Lippo Bermanuver Jual Aset ke DIRE Hingga Rp1,7 Triliun

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Selasa, 09 Feb 2016 15:20 WIB
Melalui anak usahanya di Singapura, Grup Lippo memutar aset dengan membeli aset properti mall dan rumah sakit anak usaha di Indonesia senilai Rp1,7 triliun.
Rumah Sakit Siloam (Dok. Siloamhospitals.com)
Jakarta, CNN Indonesia -- Grup Lippo kembali melakukan manuver jual beli aset properti antar anak perusahaan. Kali ini divisi usaha Dana Investasi Real Estate (DIRE/REIT) grup tersebut kembali membeli aset properti entitas Lippo yang secara total mencapai Rp1,7 triliun.

Anak usaha grup di bidang usaha REIT, Lippo Mall Indonesia Retail Trust (LMIRT) yang sebelumnya akuisisi Lippo Mall Kuta, kali ini kembali mencaplok kepemilikan Lippo Plaza Jogya. Sementara anak usaha DIRE lainnya, First REIT mengakuisisi Siloam Hospitals Yogyakarta. Semua aset tersebut dimiliki oleh PT Lippo Karawaci Tbk.

Presiden Direktur Lippo Karawaci Ketut B. Wijaya menyatakan perusahaan telah melewati tahun 2015 yang penuh tantangan di tengah-tengah kondisi pasar properti yang melemah, dengan memanfaatkan proyek-proyek terpadu yang terletak di kota-kota besar utama Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Yang lebih penting, kami akan terus fokus pada program asset light kami, dengan strategi recycling capital yang berkelanjutan. Kami telah menandatangani akta perjanjian jual beli bersyarat (CSPA) untuk dua mal dan satu rumah sakit dengan REITS kami yang akan memberikan hasil sebesar Rp1,7 triliun," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (9/2)

Sebelumnya, Lippo Karawaci melalui anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya secara tidak langsung telah menandatangani perjanjian dengan LMIRT untuk rencana akuisisi Lippo Mall Kuta senilai Rp800 miliar.

Mal ini merupakan bagian dari enam lantai pengembangan gedung multi fungsi yang terdiri atas komponen mal ritel serta 180 kamar hotel premium yang sedang dibangun yang terletak di Kuta, Bali. Lippo Mall Kuta adalah mal ritel tiga lantai sebagai pusat gaya hidup dengan area sewa bersih sebesar 21.132 meter persegi yang telah dibuka sejak tahun 2013.

Lebih lanjut, LMIRT dan First REIT telah menandatangani akta Usaha Bersama (Joint Venture) atas rencana akuisisi bersama untuk bangunan terintegrasi yang terdiri atas komponen mal ritel yang dikenal sebagai Lippo Plaza Yogya dan komponen rumah sakit yang dikenal sebagai Siloam Hospitals Yogyakarta.

“Akuisisi bersama ini disusun sedemikian rupa seperti yang telah dikemukakan di atas karena saat ini di Yogyakarta tidak ada peraturan yang mengijinkan pemerintah daerah Yogyakarta untuk memilah properti dan mengeluarkan akta sertifikat strata secara terpisah,” kata Ketut.

Oleh karena itu, Joint Venture Indoco telah menandatangani CSPA untuk rencana akuisisi tersebut dan akan memegang The Property tersebut dalam satu akta sertifikat strata dengan total senilai Rp900 miliar.

Siloam Hospitals Yogyakarta, memiliki luas kotor bangunan sebesar 12.474 meter persegi serta kapasitas maksimum sebanyak 240 tempat tidur akan diakuisisi senilai Rp400 miliar. Sementara sisanya Rp500 miliar merupakan nilai dari Lippo Plaza Jogya, dengan luas kotor sebesar 66.098 meter persegi.

Lippo Plaza Jogya terdiri atas 35.965 meter persegi untuk mal dan 30.133 meter persegi untuk wilayah parkir, yang telah diisi oleh beragam penyewa termasuk bioskop, para penjual makanan serta hypermarket. Mal ini telah beroperasi sejak Bulan Juni 2015.

Penyelesaian akuisisi atas properti-properti tersebut akan bergantung pada, diantaranya adalah persetujuan dari para pemegang unit penyertaan dari REITS serta dengan persetujuan dari Monetary Authority of Singapore (MAS) dan Singapore Exchange Securities Trading Limited.

Sebelumnya, analis KDB Daewoo Securities Maxi Liesyaputra menyatakan bahwa kinerja penjualan properti Lippo Karawaci. Menurutnya, sepanjang 2015 perusahaan hanya mencetak marketing sales sebesar Rp3,6 triliun, amblas 30,8 persen dari capaian 2014 senilai Rp5,2 triliun.

Bahkan, capaian marketing sales 2015 tersebut tidak mencapai target perseroan di angka Rp4 triliun. Padahal target Rp4 triliun itu sudah turund dari target awal yang sempat dipatok di angka Rp6 triliun.

“Kami memprediksi laba bersih pada 2016 berada di angka Rp1,9 triliun, mengikuti estimasi laba bersih 2015 yang lebih rendah di angka Rp1,5 triliun dibandingkan Rp2,5 triliun pada 2014 setelah penjualan aset ke REIT senilai Rp3,3 triliun pada 2014,” jelasnya. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER