Jakarta, CNN Indonesia -- Saham Asia merosot pada hari Jumat karena kekhawatiran terhadap kesehatan bank-bank Eropa secara lebih lanjut mengancam prospek ekonomi global yang sudah di bawah tekanan penurunan harga minyak serta perlambatan di China dan pasar negara berkembang lainnya.
Seperti dikutip dari
Reuters, sementara itu yen, emas dan obligasi pemerintah yang likuid dari negara favorit investor melonjak karena pelaku pasar bergegas memasukkan dana ke aset safe-haven tradisional.
"Pasar jelas mulai menyesuaikan diri dengan perlambatan tajam dalam ekonomi dunia dan bahkan resesi di Amerika Serikat," kata Tsuyoshi Shimizu, kepala strategi Mizuho Asset Management.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak mengharapkan adanya krisis keuangan besar seperti krisis Lehman, tapi intinya akan butuh beberapa waktu sebelum sentimen pasar akan membaik," tambahnya.
Saham Australia dan Korea Selatan .KS11 turun sekitar 0,5 persen meskipun indeks mata uang dolar AS MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang .MIAPJ0000PUS sedikit melemah karena jatuhnya dolar AS.
Indeks Nikkei N225 Jepang turun 3,3 persen ke level terendah dalam 15 bulan karena yen melonjak ke posisi tertinggi 15 dalam bulan.
Yen menguat menyentuh 110,985 per dolar AS pada Kamis lalu, naik hampir 10 persen dari level rendah enam minggu yang dicapai pada 29 Januari ketika Bank of Japan memperkenalkan suku bunga negatif.
Mata uang tersebut terakhir berdiri di angka 112,38 yen per dolar AS.
Menteri Keuangan Jepang Taro Aso meningkatkan intervensi verbal pada Jumat, mengatakan bahwa ia akan mengambil tindakan yang tepat sesuai kebutuhan. Namun yen hampir tidak bereaksi.
Indeks MSCI untuk pasar saham .MIWD00000PUS turun 1,3 persen pada hari Kamis ke level 353,35, menyentuh level terendah sejak Juni 2013. Sejauh tahun ini indeks tersebut telah turun 11,5 persen.
Indeks tersebut telah jatuh lebih dari 20 persen di bawah rekor tertinggi pada akhir Mei, mengkonfirmasikan bahwa pasar saham global berada di situasi yang lesu.
(gir)