ADB Siap Kucurkan US$10 Miliar untuk Indonesia

Elisa Valenta Sari & Utami Diah Kusumawati | CNN Indonesia
Jumat, 12 Feb 2016 11:48 WIB
Pinjaman multilateral sebesar US$10 miliar untuk Indonesia tersebut disiapkan Asian Development Bank (ADB) guna jangka waktu lima tahun ke depan.
Foto: ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) menyediakan pinjaman multilateral sebesar US$10 miliar untuk Indonesia dalam jangka waktu lima tahun ke depan.

Dalam kunjungannya ke Indonesia, Presiden ADB Takehiko Nakao mengatakan pinjaman tersebut akan dialokasikan untuk membantu Indonesia dalam pembangunan infrastruktur dan reformasi investasi agar lebih ramah terhadap investor.

"Tahun lalu ADB telah memberikan pinjaman US$1,7 miliar, dan selama lima tahun ke belakang ADB telah memberikan pinjaman rata-rata US$700 juta setiap tahunnya, dan untuk kedepannya ada lonjakan pinjaman, karena komitmen kami membantu Indonesia," ujar Takehiko saat berkunjung ke Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (12/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Takehiko mengatakan cadangan pinjaman tersebut dinilai cukup mengingat cadangan devisa yang dimiliki Indonesia masih cukup.

"Selain itu nilai tukar rupiah juga masih stabil, jadi saya merasa itu tidak perlu itu (menambah pinjaman). Namun secara general, apabila ada kebutuhan lebih lanjut kami akan atur," katanya.

Lebih lanjut, Takehiko mengapresiasi kebijakan pemerintah yang telah mengeluarkan Daftar Negatif Investasi (DNI) kemarin. Diketahui, pemerintah sendiri telah menghapus 35 bidang usaha dari DNI dan membuka kesempatan kepada investor asing untuk berinvestasi.

"Kami akan membicarakan strategi reformasi lebih lanjut. Kemarin Indonesia telah merevisi DNI, ini pesan yang baik bagi dunia internasional," ujarnya.

Sementara ketika berkunjung ke Istana Kepresidenan, ia menilai pemerintah juga dinilai telah berhasil dalam pengurangan subsidi bahan bakar, yang menciptakan ruang fiskal bagi prioritas seperti peningkatan pembelanjaan untuk infrastruktur dan layanan sosial, serta percepatan pelaksanaan proyek.

"Saya juga memuji pemerintah Indonesia yang berhasil menjaga inflasi tetap rendah tahun lalu di mana defisit fiskal bertahan di 2,7 persen dari produk domestik bruto," kata Takehiko.

Takehiko mengatakan ADB akan memanfaatkan pinjaman berbasis kebijakan dan pinjaman berbasis hasil. Pinjaman berbasil hasil, ujarnya, merupakan pembiayaan yang pencairannya dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai dan bukan merujuk ke biaya proyek yang telah dibelanjakan.

"Kami memberikan pinjaman dengan pendekatan yang lebih sefleksibel mungkin kepada pemerintah Indonesia,"katanya.

Selain bantuan ke pemerintah, Takehiko mengatakan selama ini ADB juga membantu pinjaman ke sektor swasta. Dia mencontohkan salah satunya adalah pinjaman untuk membangun Pusat Listrik Tenaga Surya (PLTS) Salura.

"Kami juga mau meningkatkan pinjaman ke sektor swasta serta mendukung program kemitraan publik swasta di Indonesia," ujar Takehiko.

Sementara itu, Kepala Bappenas Sofyan Djalil mengatakan pemerintah Indonesia akan memanfaatkan pinjaman ADB semaksimal mungkin.

"Tahun ini mereka memberikan hingga Rp26 triliun, saya rasa kami akan memanfaatkan semua pinjaman,"kata Sofyan.

Sofyan mengatakan bunga yang ditetapkan ADB jauh lebih murah dari bunga komersial lainnya. Untuk proyek ini, kata Sofyan, bunganya tidak sampai dua persen dengan tenor hingga 30 tahun.

"ADB itu memberikan pinjaman sangat terbatas, hanya ke negara yang berpenghasilan rendah atau menengah. Makanya, kita harus manfaatkan peluang ini,"kata Sofyan. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER