Jakarta, CNN Indonesia -- PT Wijaya Karya Tbk (Wika) berniat mengambil porsi 10 persen dari megaproyek listrik 35 ribu Mega Watt (MW) yang dicanangkan pemerintah hingga 2019 mendatang. Untuk itu, Wika akan rajin mengikuti tender-tender penyediaan listrik dari PT PLN (Persero).
General Manager Power Plant and Energy Department Wika Novias Surendra mengatakan perusahaan siap mengikuti keinginan PLN dalam memilih tenaga pembangkit yang dipakai nantinya.
"Wika sendiri melihat potensi yang besar di bidang power plant dan kami akan ikut tender tergantung pada saat itu PLN butuh apa. Artinya berdasarkan kebutuhan, kalau PLN adakan tender untuk pembangkit listrik gas ya kita ikut," ujar Novias di Jakarta, Rabu (17/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, ia mengatakan Wika sudah memiliki pengalaman yang banyak di bidang pembangkit listrik. Saat ini, perusahaan memiliki lima pembangkit listrik
Independent Power Producer (IPP) dengan kapasitas 200 MW yang menggunakan kekuatan gas dan batubara.
Apalagi tambahnya, perusahaan baru-baru ini juga telah menyelesaikan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) dengan kapasitas 180 MW di Arun, Aceh.
"Kami ambil 10 persen saja sudah 3.500 MW, tapi proyek-proyek yang telah berjalan tidak
include di situ. Kami tunggu dari PLN dan kami sedang ikuti proses tender itu semua," katanya.
Salah satu tender yang sedang diikuti perusahaan, jelasnya, adalah proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lampung dengan kapasitas 2x660 MW dan proyek PLTU Jawa 5 di Serang, Banten dengan kapasitas 2x1.000 MW. Selain itu, perusahaan juga sedang mengincar tender Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Jawa 3 dengan kapasitas 800 MW di tahun ini.
"PLN akan umumkan Jawa 3, mungkin itu tender yang diikuti dalam jangka waktu dekat," jelasnya.
Hingga kuartal III 2015, Wika mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp8,09 triliun atau menurun 6,47 persen dibanding tahun lalu dengan nilai Rp8,65 triliun. Penjualan energi dan industri tercatat sebesar Rp2,65 triliun atau sebesar 32,76 persen dari total penjualan perusahaan di periode tersebut.