Ditopang Sentimen Positif, IHSG Berpotensi Menghijau

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Kamis, 18 Feb 2016 08:53 WIB
IHSG diprediksi menguat setelah berkembangnya optimisme penurunan BI rate dan menghijaunya bursa global setelah melonjaknya harga minyak dunia.
Refleksi karyawan melintas di layar elektronik Indeks Harga Saham Gabungan, Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu, 18 Maret 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melanjutkan penguatan pada perdagangan hari ini setelah berkembangnya kepercayaan pelaku pasar domestik perihal penurunan BI rate dan menghijaunya bursa global setelah melonjaknya harga minyak dunia.

Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto mengatakan bursa saham global tadi malam melanjutkan tren penguatannya. Indeks Eurostoxx di kawasan Euro menguat 2,7 persen di 2.897,72. Adapun indeks Dow Jones dan S&P di Wall Street masing-masing menguat 1,6 persen dan 2,2 persen di 16.453,83 dan 1.926,82.

“Ini penguatan untuk tiga hari perdagangan berturut-turut. Kenaikan harga minyak mentah tadi malam turut menopang sentimen positif pasar,” ujarnya dalam riset, Kamis (18/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain faktor harga minyak, David menilai pasar juga merespon positif data ekonomi AS yang keluar. Indeks PPI Januari 2016 di AS naik 0,1 persen secara bulanan, di atas perkiraan turun 0,2 persen. Aktivitas pabrikan di AS Januari lalu juga mengindikasikan pertumbuhan tercermin dari produksi industri Januari tumbuh 0,9 persen secara bulanan, di atas perkiraan tumbuh 0,3 persen.

“Menyusul rendahnya resiko pasar saham global dan kawasan dan ditopang dengan kenaikan kembali harga minyak mentah, IHSG pada perdagangan hari ini berpeluang melanjutkan penguatannya,” ujarnya.

Dari domestik, ia menilai fokus pasar akan tertuju pada hasil Rapat Dewan Gubernur BI (RDGB) yang diperkirakan akan memangkas kembali BI Rate 25 bp menjadi 7 persen untuk menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini.

“IHSG diperkirakan bergerak di kisaran 4.740 hingga 4.820 berpeluang menguat,” jelasnya.

Menurutnya, IHSG kemarin bergerak konsolidasi ditutup menguat terbatas 0,43 persen ke level 4.765,507. Perdagangan lebih didominasi saham-saham lapis dua terutama yang bergerak di sektor konsumsi, properti dan perdagangan ritel.

“Dari sentimen kawasan Asia, aksi beli tertahan menyusul melemahnya mata uang emerging market terhadap dolar AS termasuk nilai tukar rupiah yang melemah 0,84 persen di Rp13.507. Pelemahan ini imbas dari langkah PBoC yang memangkas kembali kurs referensi Yuan 0,16 persen kemarin,” katanya.

Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan rencana perlambatan kenaikan suku bunga The Fed ini, kemungkinan bakal memperlebar ruang bagi Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga BI Rate.

“Kalau hari ini turun 25 basis poin adalah wajar. Tapi, saya berharap Bank Indonesia juga memberikan sinyal akan melakukan penurunan lanjutan,” jelasnya.

Ia menyatakan adanya ketertarikan terhadap saham kelompok perbankan, grup Astra, dan properti yang diuntungkan oleh suku bunga. Selain itu, Satrio juga mengaku tertarik pada saham komoditas yang diuntungkan dari harga minyak yang melonjak.

“Prospek IHSG 5.000? Dow Jones itu ada kemungkinan doubble bottom dengan mid poin di 16.510. Hanya penembusan dari resistance itu, yang membuka peluang IHSG 5.000,” jelasnya. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER