Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi mengalami tekanan jual dan bergerak variatif setelah adanya peningkatan risiko yang membuat sebagian pasar saham global ambruk.
Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto mengatakan, bursa global tadi malam kembali didominasi tekanan jual. Indeks Eurostoxx di kawasan Euro anjlok 3,9 persen ke level 2.680,35. Di Wall Street, lanjutnya, indeks Dow Jones dan S&P masing-masing anjlok 1,6 persen dan 1,2 persen.
“Kekhawatiran pelambatan ekonomi global dan harga minyak yang terus tertekan menjadi faktor utama aksi jual di pasar saham global,” ujarnya dalam riset, Jumat (12/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
David menjelaskan, harga minyak mentah tadi malam di AS sempat anjlok ke US$26,13 per barel sebelum rebound tutup di US$27,16 per barel menyusul spekulasi pasar OPEC akan menyepakati pemotongan produksinya.
Menurutnya, pada perdagangan akhir pekan ini, IHSG diperkirakan bergerak bervariasi. Ia menilai penguatan lanjutan indeks akan dibayangi aksi ambil untung menyusul meningkatnya resiko pasar saham global.
“IHSG diperkirakan bergerak di 4.750 hingga 4.810 berpeluang menguat terbatas,” jelasnya.
Dalam perdagangan sebelumnya, David menilai, di tengah meningkatnya resiko pasar saham global dan kawasan Asia, IHSG berhasil menguat pada perdagangan kemarin. Menurutnya penguatan IHSG ditopang arus dana asing yang masuk hingga Rp878,35 miliar.
“Masuknya kembali dana asing ke pasar aset beresiko Indonesia terutama dipicu optimisme pasar terhadap prospek pertumbuhan ekonomi tahun ini di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi global dan redahnya tekanan inflasi,” katanya.
Selain faktor makro ekonomi yang kondusif tahun ini, David menilai asing juga merespon positif kebijakan Paket Ekonomi X yang dirilis kemarin terkait revisi Daftar Negatif Investasi (DNI) yang intinya membuka lebih besar kepemilikan asing di sejumlah sektor usaha di Indonesia.
Optimisme ini, lanjutnya, membuat rupiah cenderung menguat terhadap dolar AS. Nilai tukar rupiah atas dolar AS kemarin menguat 1,2 persen di Rp13369.
“Penguatan rupiah atas dolar AS berdampak positif terhadap pergerakan harga saham sektoral yang sensitif interest-rate seperti perbankan, infrastruktur dan properti,” katanya.
Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan pada perdagangan Jumat (12/2) IHSG memiliki rentang level support 4.720-4.750 dan resisten 4.785-4.800. Menurutnya laju IHSG di bawah area target support 4.761–4.764 dan belum mampu mendekati target resisten di 4.855-4.868.
“Kembali terkoreksinya bursa saham global serta volatilitasnya IHSG, membuat kami berasumsi pergerakan IHSG dapat cenderung menguat terbatas dengan sesekali diiringi aksi profit taking bila sentimen yang ada nantinya tidak kondusif sehingga dapat dimanfaatkan untuk melanjutkan aksi jual,” katanya.
“Posisi IHSG yang berada di area overbought (jenuh beli) dapat membuat IHSG rawan untuk kembali testing support. Tetap cermati sentimen yang ada,” imbuh Reza.
(gir)