Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan pengelola bandara, PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II berencana menerbitkan obligasi senilai Rp2 triliun pertengahan tahun ini. Suntikan dana dari surat utang itu akan digunakan untuk membiayai belanja modal (
capital expenditure/capex) perusahaan tahun ini sekitar Rp11 triliun.
“(Penerbitan) obligasi lagi kami siapkan. Kurang lebih kami akan lakukan itu Juni 2016,” ujar Direktur Utama AP II Budi Karya Sumadi saat ditemui di Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Rabu (24/2).
Budi menyebutkan obligasi itu akan memiliki tenor lima hingga sepuluh tahun. Saat ini AP II tengah menyeleksi institusi keuangan yang akan menjadi penjamin emisi (
underwriter) penerbitan obligasi tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain akan menerbitkan obligasi, guna membiayai capex tahun ini, perusahaan juga telah mendapatkan pinjaman dari PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) dan Exim Bank senilai Rp4,5 triliun dan pinjaman sindikasi dari Bank Mandiri, BNI, dan BRI senilai Rp2,1 triliun.
“Sisa (biaya
capex) akan didanai dari kas sendiri,” ujar mantan Bos PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk.
Budi menjelaskan tahun ini AP II akan mengembangkan lima bandara di lima daerah yaitu Banten, Bandung, Jambi, Pontianak, dan Pangkalpinang. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan pelayanan dan kualitas bandara nasional untuk mendukung aktivitas perekonomian.
Hingga 2021, lanjut Budi, kebutuhan investasi perusahaan untuk pengembangan 13 bandara di kawasan barat Indonesia sekitar Rp60,1 triliun.
Khusus untuk pengembangan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, kebutuhan investasinya mencapai Rp41 triliun. Investasi itu utamanya untuk pembangunan Terminal 3 Ultimate yang saat ini pembangunan tahap satunya telah rampung 96 persen. Terminal ini ditargetkan bisa menampung pergerakan 25 juta penumpang per tahun dan akan mulai beroperasi pada Mei 2016.
Sebagai informasi, tahun ini, perseroan membidik pendapatan sebesar Rp7,7 triliun atau tumbuh lebih dari 30 persen dibanding proyeksi tahun 2015, Rp5,7 triliun. Terkait laba bersih, perseroan hingga akhir 2016 berharap bisa memperoleh sebesar Rp1,6 triliun hingga Rp1,7 triliun.
(gen)