Pertamina Pangkas Harga Pertamax dan Pertalite Pekan Depan

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Rabu, 24 Feb 2016 18:04 WIB
Manajemen Pertamina juga meluruskan informasi yang menyatakan Bupati Muhtarom memiliki SPBU yang memanipulasi alat ukur BBM di Madiun.
Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang meluruskan informasi sebelumnya yang menyatakan Bupati Muhtarom memiliki SPBU yang memanipulasi alat ukur BBM di Madiun, Jawa Timur. (CNN Indonesia/Gentur Putro Jati).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) berencana menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis pertamax dan pertalite mulai pekan depan.

Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Bambang mengatakan perseroan akan menurunkan harga BBM berkadar research octane number (RON) 92 dan 90 tersebut mulai 1 Maret 2016 akibat penurunan harga minyak dunia.

"Kalau BBM yang wewenang kami, ya harganya kami sesuaikan," kata pria yang akrab disapa Abe saat ditemui di Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Rabu (24/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini, lanjut dia, perseroan masih menghitung besaran penurunan harga kedua jenis bahan bakar itu.

“Penurunan (harga Pertalite dan Pertamax) lagi dihitung. Kami menunggu rata-rata harga minyak sampai 29 Februari lah,” ujarnya.

Sebagai informasi, Pertamina per 5 Februari 2016 lalu memasarkan Pertamax di wilayah Jakarta dan Jawa Barat seharga Rp8.150 per liter dan Pertalite dengan banderol Rp7.600 per liter.

Ralat Informasi

Ahmad Bambang juga meralat informasi yang disampaikan sebelumnya bahwa perusahaan telah menegur Bupati Madiun Muhtarom terkait manipulasi alat ukur di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Manajemen memastikan Muhtarom tidak memiliki SPBU seperti yang disebutkan sebelumnya.

“Sejauh ini Bupati Madiun Muhtarom diketahui tidak memiliki SPBU, yang kami tegur itu bukan milik Bupati Madiun," tegas Ahmad Bambang, melalui keterangan resmi.

Ia mengatakan saat ini ada tiga SPBU di wilayah Madiun yang sedang diberi sanksi oleh Pertamina yaitu SPBU di Jalan D.I. Panjaitan dan SPBU di Jalan Diponegoro di Kota Madiun, serta satu SPBU di Jalan Urip Sumoharjo yang masuk wilayah administrasi Kabupaten Madiun.

"SPBU yang kami tegur karena ada oknum operator SPBU yang tidak melakukan pelayanan sesuai standar Pertamina,” jelas Ahmad Bambang.

Pernyataan tersebut sekaligus meluruskan informasi yang disampaikannya dalam berita berjudul ‘Pertamina Tegur Bupati Madiun Soal Manipulasi Alat Ukur SPBU’ yang tayang di CNNIndonesia.com pada Rabu (17/2) lalu.

Putus Hubungan Usaha

Lebih lanjut Ahmad Bambang menyatakan perusahaannya sangat tegas dan tidak pandang bulu apabila menemukan SPBU yang melakukan pelanggaran. Upaya pembinaan dilakukan mulai dari teguran, skorsing hingga PHU ( Pemutusan Hubungan Usaha).

"Pertamina sangat tegas apabila menemukan SPBU yang main-main. Kami tidak tutup mata, dan akan diberikan pembinaan sesuai porsi dan tingkat kesalahannya. Mulai dari yang ringan yaitu teguran atau surat peringatan, pengurangan alokasi, skorsing, hingga PHU jika kesalahan sangat fatal seperti menjual bbm subsidi ke industri," tegasnya.
(gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER