Jakarta, CNN Indonesia -- PT PLN (Persero) menargetkan realisasi penandatangan kontrak jual-beli listrik dari megaproyek pembangkit berkapasitas total 35 ribu megawatt (MW) bisa mencapai 15.533 MW pada Juni 2016.
Untuk itu, perusahaan setrum pelat merah ini meminta seluruh pihak dapat bekerjasama guna merealisasikan target tersebut, sekaligus memuluskan pelaksanaan program ketenagalistrikan yang telah dicanangkan pemerintah.
"Hingga Juni 2016, Kami memiliki target penandatanganan Power Purchase Agreement (PPA) sebesar 15.533 MW atau 37 proyek yang akan dikerjakan oleh PLN. Namun, pada praktiknya masih ada beberapa kendala di lapangan yang diharapkan dapat diselesaikan dengan Perpres No. 4 Tahun 2016,” ujar Direktur Bisnis Regional Sumatera PT PLN (Persero) Amir Rosidin seperti dikutip dari keterangan resminya, Minggu (28/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, menyusul eksekusi megaproyek ketangalistrikan nasional pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 4 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan pada akhir Januari lalu.
Amir mengungkapkan, sedianya keberadaan PP 4/2016 akan membantu proses percepatan pembangunan ketenagalistrikan guna memenuhi kebutuhan tenaga listrik rakyat secara merata, serta mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Selain itu kata Dia, keberadaan megaproyek ketenagalistrikan juga diharapkan bisa menggugah seluruh stakeholders yang terlibat, mulai dari pemerintah, masyarakat, serta para investor mengetahui dan mengimplementasikan Perpres ini sehingga Proyek 35.000 MW dapat bergerak tanpa hambatan.
"Kami tentu menyambut baik adanya Perpres No. 4 tahun 2016. Dukungan Pemerintah sangat tinggi dalam keberhasilan program peningkatan rasio elektrifikasi tanah air," cetus Amir.
Mengutip catatan PLN, megaproyek pembangkit listrik berkapasitas total 35 ribu MW sendiri ditaksir bakal menelan biaya investasi mencapai US$72 miliar.
Di mana investasi tadi akan digunakan untuk membangun 402 pembangkit listrik sebesar 42.940 MW, 732 paket transmisi sepanjang 46.597 kms, dan 1.375 gardu induk berkapasitas 108.789 MVA.
Sementara dari total investasi tadi, sekitar 40 persen diantaranya atau sekitar US$29,2 miliar merupakan komponen yang diproduksi di dalam negeri.
"Ini merupakan nilai investasi yang tinggi dan akan menimbulkan multiplier effect yang bagus untuk perkembangan ekonomi Indonesia. Oleh karenanya, dibutuhkan kerjasama seluruh pihak untuk kesuksesan program ini," tandas Amir.
(dim)