Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Pembangunan Asia (ADB) berharap eksekusi pinjaman proyek khusus untuk penanggulangan banjir dan perbaikan irigasi di Indonesia terlaksana pada pertengahan tahun ini.
Untuk proyek penanggulangan bencana banjir, ADB akan memberikan pinjaman US$105 juta. Sementara untuk perbaikan sistem irigasi berkisar US$400 juta hingga US$600 juta tergantung dari kebutuhan pemerintah.
"Target ADB adalah dua proyek ini sudah disetujui dengan pemerintah Indonesia pertengahan tahun ini. Yang flood management sudah hampir selesai, mudah-mudahan itu bisa lebih cepat. Yang pengairan itu sudah didesain, sekarang fase negosiasi," ujar Country Director ADB Steven R. Tabor usai diskusi di Kantor Pusat Bappenas, Jakarta, Kamis (10/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tabor menjelaskan untuk proyek penanggulangan banjir akan menggunakan skema pinjaman berbasis proyek (project-based lending), sedangkan untuk perbaikan sistem irigasi akan memakai skema pinjaman berbasis hasil (result-based lending).
"Kalau pengairan (irigasi) karena itu membiayai program pemerintah jadi result base lending. Jadi kalau sebagian jaringan itu sudah direhab (diperbaiki), anggaran itu di-drop. Jadi itu terkait sama hasilnya," kata Tabor.
Untuk proyek penanggulangan banjir, lanjut Tabor, akan diimplementasikan di dua daerah di Indonesia, yakni di Jakarta dan sebagian di Ambon. Proyek tersebut diharapkan dapat mempertahankan daerah-daerah yang kritis dari banjir sehingga menjadi lebih aman dibandingkan sebelumnya.
Sementara untuk proyek perbaikan sistem irigasi, jelasnya, akan fokus dilakukan di 18 provinsi, di mana jaringan irigasi primer dan sekunder akan direhabilitasi. Untuk irigasi tersier akan ditanggung oleh petani sendiri.
"Biasanya di daerah-daerah yang belum direhab, petani hanya mendapat air pada dua atau tiga bulan pertama, tapi setelah rehabilitasi diharapkan mereka bisa mendapat pasokan air selama setahun penuh," ucapnya.
"Jadi petani bisa menanam palawija, sayur mayur dan sebagainya, dan itu dampaknya ke produktivitas dan ketahanan pangan cukup tinggi," tutur Steven.
(ags)