Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak Brent menetap stabil pada perdagangan Selasa (22/3) setelah ledakan mematikan di Brussels. Sementara harga minyak mentah berjangka AS jatuh, memperpanjang pelemahan karena data industri menunjukkan persediaan domestik lebih besar dari yang diharapkan.
Seperti dikutip dari
Reuters, harga minyak turun lebih awal karena para investor melarikan diri dari risiko setelah serangan di Belgia yang menewaskan sedikitnya 30 orang. Namun harga minyak Brent menetap sedikit lebih tinggi karena pasar ekuitas membalikkan kerugian dan safe haven seperti emas dan obligasi pemerintah melemah dari level tertinggi mereka.
Minyak mentah AS, bagaimanapun, ditutup lebih rendah, kemudian memperpanjang kerugian setelah American Petroleum Institute (API), sebuah kelompok industri, menyatakan dalam sebuah laporan bahwa stok minyak mentah AS naik hampir 9 juta barel pekan lalu dan mencapai rekor tertinggi hampir di 532 juta barel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertumbuhan persediaan yang dilaporkan oleh API itu hampir 6 juta barel di atas perkiraan para analis yang disurvei oleh Reuters. Adapun data persediaan minyak mentah resmi dari pemerintah AS akan dirilis pada hari Rabu.
Kontrak bulan depan minyak mentah berjangka AS, CLc1, turun 30 sen ke US$41,22 per barel setelah laporan API. Angka itu telah mengakhiri sesi dengan penurunan 7 sen ke level US$41,45, setelah mencapai level tertinggi 2016 di angka US$41,90 sebelumnya.
Sementara minyak mentah Brent, LCOc1, naik 6 sen menjadi US$41,60 per barel di perdagangan pasca-settlement, setelah menyelesaikan sesi dengan 25 sen lebih tinggi pada US$41,79 per barel.
"Ini adalah penambahan stok minyak mentah yang luar biasa yang dilaporkan oleh API, yang pasti akan membuat beberapa kekhawatiran dalam perdagangan besok untuk minyak," kata John Kilduff, mitra di Again Capital, New York.
"Tapi ada juga tanda-tanda bahwa kita sudah mengonsumsi bensin lebih besar dari yang diperkirakan, sehingga beberapa sentimen pelemahan minyak mentah dapat didorong keluar."
API melaporkan penarikan stok bensin sebesar 4,3 juta barel, lebih tinggi dibandingkan dengan perkiraan penurunan 1,5 juta barel dalam jajak pendapat Reuters.
Beberapa pedagang dan analis telah memperingatkan potensi aksi ambil untung (
profit taking) dalam minyak setelah harga minyak mentah naik lebih dari 50 persen selama enam minggu terakhir meskipun perbaikan marjinal di permintaan-penawaran. Penguatan telah didorong oleh rencana rekayasa produksi oleh OPEC dan produsen minyak utama lainnya untuk membekukan produksi di level Januari.
"Saya tidak akan terkejut melihat beberapa pelaku pasar mengatakan kenaikan harga yang kami punya sudah cukup," kata strategis Commerzbank, Eugen Weinberg.
(gir)