Laba BTPN Turun 6,9 Persen Tergerus Investasi Tahun Lalu

Christine Novita Nababan | CNN Indonesia
Rabu, 06 Apr 2016 15:40 WIB
Direktur Utama BTPN Jerry Ng mengatakan laba bersih mengalami penurunan adalah akibat investasi yang dilakukannya sepanjang tahun lalu.
Direktur Utama BTPN Jerry Ng mengatakan laba bersih mengalami penurunan adalah akibat investasi yang dilakukannya sepanjang tahun lalu. (Dok. BTPN).
Jakarta, CNN Indonesia -- Laba bersih PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk alias BTPN melorot 6,9 persen menjadi Rp 1,75 triliun pada akhir tahun lalu dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 1,88 triliun.

Laporan keterbukaan informasi yang disampaikan BTPN kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan, pertumbuhan pendapatan bunga tahun lalu melampaui pertumbuhan beban bunga. Pendapatan bunga perseroan meningkat 5,7 persen menjadi Rp13 triliun. Sementara, beban bunganya cuma naik kurang dari 1 persen menjadi Rp5,3 triliun.

Namun demikian, beban operasional perseroan melesat 13,7 persen, yaitu dari Rp2,61 triliun pada akhir 2014 menjadi sebesar Rp2,97 triliun pada akhir tahun lalu. Sedangkan, pendapatan operasionalnya hanya tumbuh 1,8 persen menjadi sebesar Rp 235,02 triliun. Di sisi lain, cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) meningkat.

Jerry Ng, Direktur Utama BTPN menjelaskan, alasan utama laba bersih bank yang dipimpinnya mengalami penurunan adalah akibat investasi yang dilakukannya sepanjang tahun lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jika tidak memperhitungkan investasi baru senilai Rp380 miliar, laba kami sejatinya tumbuh positif," ujarnya dalam siaran persnya, belum lama ini.

Ke depan, sambung dia, perseroan akan terus menyelaraskan target jangka pendek berupa kinerja yang baik dan jangka panjang, yaitu melakukan investasi untuk menjaga pertumbuhan yang berkesinambungan.

Bisnis Tumbuh Positif

Kendati laba BTPN tercatat turun, bisnisnya membukukan pertumbuhan positif. Dari sisi kredit, misalnya, penyaluran kreditnya tumbuh 12,7 persen dari Rp51,95 triliun menjadi Rp58,56 triliun hingga akhir tahun lalu. Realisasi ini lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan kredit perbankan yang berkisar 10 persen.

Pertumbuhan kredit tersebut dimotori oleh penyaluran ke segmen masyarakat prasejahteran produktif, serta pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Kredit prasejahtera produktif naik 47 persen menjadi Rp 3,7 triliun dan kredit UMKM meningkat 23 persen menjadi Rp 15,6 triliun. Sementara, kredit pensiun tumbuh 9 persen mencapai Rp 37,9 triliun.

"Meski situasi perekonomian masih menantang, kami senang BTPN tetap dapat bertumbuh sekaligus menjaga kualitas kreditnya dengan baik," imbuh Jerry. Rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) BTPN terjaga di level 0,7 persen. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER