Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta ratusan kepala daerah untuk membantu pemerintah pusat dalam menjaga laju inflasi. Sebab Jokowi bilang dengan terjaganya tingkat inflasi maka hal ini akan membuat harga bahan pokok bisa dikendalikan.
"Masalah inflasi, harga bahan pokok diawasi (oleh kepala daerah)," ujar Jokowi di Istana Negara, Jumat (8/4).
Jokowi mengatakan, untuk kontrol inflasi di daerah bisa dilakukan melalui tim pengendali inflasi daerah (TPDI). Sementara, pemerintah daerah ujarnya, bisa berpartisipasi dengan mengecek harga yang berkaitan dengan bahan pokok seperti misalnya cabe, beras atau jagung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terkait bahan pokok kita cek semua. Inflasi diharapkan di bawah 5 misalnya seperti kemarin 3,3," kata Jokowi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menjelaskan tingkat inflasi mesti lebih rendah dari tingkat pertumbuhan.
Dia menyontohkan misalnya kalau nilai pertumbuhan di angka 5 maka inflasi semestinya di angka 3. Dengan perhitungan demikian, katanya, rakyat akan mendapat keuntungan karena harga lebih murah dan stabil.
Sementara jika tingkat inflasi berada di angka 8 sementara pertumbuhan 5, maka rakyat akan mengalami kerugian sebanyak 3 persen.
Selain itu, Jokowi juga meminta para kepala daerah untuk memantau pihak-pihak tertentu yang ingin melakukan upaya penimbunan barang pokok.
"Kalau ada menumpuk, tegor, jangan menumpuk barang pokok. Kalau enggak, langsung tangkap," ujarnya tegas.
Manfaatkan TI Pada kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan pihaknya mengontrol tingkat inflasi daerah dengan membuat sistem bernama SiHaTi, sebuah aplikasi berbasis android.
"Sistem ini bisa kita pakai interaktif dan seluruh daerah menggunakan itu. Kayaknya ini mau dinasionalkan nantinya," kata Ganjar.
Melalui aplikasi tersebut, Ganjar mengaku bisa mengecek setiap hari harga bahan-bahan pokok seperti cabai merah, beras, telur, daging dan ayam.
Apabila terdapat indikasi merah dalam aplikasi tersebut, maka Ganjar akan melakukan komunikasi untuk pertemuan virtual.
"Cepat sekali kami laksanakan, " kata Ganjar.
Ganjar menambahkan, sistem tersebut sangat efektif karena dia menilai pengendalian inflasi tidak cukup dengan melakukan rapat bersama tim pengendali inflasi daerah. Perubahan zaman yang menuntut perkembangan teknologi, membuat aplikasi ini bisa efektif untuk merespon segala sesuatu dengan cepat, termasuk keinginan Presiden Jokowi.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada akhir tahun lalu terjadi inflasi sebesar 0.96 persen menyusul kenaikan harga bahan makanan dan transportasi pada periode libur Natal dan Tahun Baru.
Dari 82 kota yang disurvei oleh BPS seluruh kota mengalami inflasi. Tercatat Merauke mengalami inflasi tertinggi yakni 2,87 persen sementara kota Cirebon mengalami inflasi terendah yakni 0,27 persen.
Kepala BPS Suryamin menjelaskan inflasi sepanjang 2015 yang sebesar 3,35 persen merupakan tingkat inflasi yang terendah sejak 2010.
Asal tahu, selama 2010 tersebut inflasi tercatat sebesar 6,69 persen, namun pada 2011 inflasi sempat turun menjadi 3,79 persen, lalu di 2012 melonjak menjadi 4,3 persen, kemudian melonjak tajam menjadi 8,38 persen dan 8,6 persen pada 2013 dan 2014.
(dim)