BI Mulai Antisipasi Lonjakan Inflasi Jelang Lebaran

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Minggu, 03 Apr 2016 02:03 WIB
Bank Indonesia (BI) menilai tingkat inflasi Maret 2016 masih sesuai dengan target inflasi akhir tahun di kisaran 4 plus/minus 1 persen.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo (kanan) didampingi Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara (kanan) memaparkan hasil Rapat Dewan Gubernur BI yang membahas BI Rate, Jakarta, Kamis (18/2). (Antara Foto/Yudhi Mahatma)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) menilai tingkat inflasi Maret 2016 masih sesuai dengan target inflasi akhir tahun di kisaran 4 plus/minus 1 persen. Kendati demikian, bank sentral mewaspadai potensi lonjakan inflasi yang biasa terjadi menjelang puasa dan lebaran.

“Inflasi Maret masih dalam range-nya Bank Indonesia. Range BI kan antara 3-5,” tutur Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara saat ditemui di Kompleks Perkantoran Bank Indonesia, Jumat (1/4).

Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini melaporkan realisasi inflasi sebesar 0,19 persen pada bulan lalu. Secara kumulatif inflasi tahun kalender (Januari-Maret) tercatat sebesar 0,62 persen. Apabila dibandingkan dengan inflasi bulan yang sama tahun lalu, laju inflasi tahunan (year on year) Maret tercatat sebesar 4,45 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun sebaiknya, kata Mirza, inflasi tahunan dijaga di bawah 4,5 persen mengingat asumsi pemerintah yang tercantum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 adalah 4,7 persen.

Selain itu, lanjutnya, terjaganya inflasi akan menentukan optimalisasi upaya pemerintah dan bank sentral menekan tingkat suku bunga kredit perbankan hingga akhir tahun. Pasalnya, tingkat inflasi merupakan salah satu faktor penentu suku bunga dana simpanan dan kredit.

“Jadi, kalau mau suku bunganya turun itu inflasinya harus turun. Kemudian, kalau mau bicara suku bunga kredit, suku bunga kredit itu pasti di atas suku bunga dana,” ujarnya.

Mantan Kepala Ekonomi Bank Mandiri ini mengungkapkan realisasi inflasi Maret lebih rendah dibandingkan survei yang telah dilakukan BI. Namun demikian, Mirza menilai pemerintah dan BI masih perlu waspada dalam menjaga inflasi bulanan yang biasanya dipicu oleh kenaikan harga bahan pangan (volatile food).

“Apalagi ke depan kita mau memasuki bulan puasa, bulan Juni, nanti panen. Lewat masa panen padi itu juga perlu kita waspadai inflasi bahan pangan,” ujarnya. (ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER