Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi pendapatan negara sampai dengan tiga bulan pertama 2016 baru mencapai Rp247,6 triliun, atau 13,6 persen dari pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 yang dipatok pada angka Rp1.822,5 triliun.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu di angka Rp284 triliun, maka realisasi pendapatan negara kuartal I tahun ini lebih rendah 12,8 persen.
"Pendapatan negara memang lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu. Tahun lalu, periode yang sama, pendapatan negara Rp284 triliun ," tutur Menteri Keuangan Bambang PsS Brodjonegoro saat menghadiri rapat kerja dengan Komisi XI di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Jakarta, Senin (11/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bambang merinci, sepanjang kuartal pertama tahun ini penerimaan perpajakan tercatat sebesar Rp 204,7 triliun atau 13,2 persen dari target, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 42,8 triliun atau 15,6 persen dari target dan sisanya adalah penerimaan hibah.
Ia menambahkan, beberapa komponen disektor perpajakan yang mengalami penurunan diantaranya Pajak Penghasilan (PPh) Minyak dan Gas (Migas) yang mengalami penurunan dari Rp12,8 triliun pada tahun lalu menjadi Rp6,7 triliun.
“(Penurunan PPh Migas) ini karena masalah harga komoditas di sektor migas yang belakangan sedang tidak menentu makanya mempengaruhi penerimaannya,” ujarnya.
Sedangkan untuk pendapatan negara pajak non migas hingga akhir Maret baru terkumpul Rp181,4 triliun. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Rp190,5 triliun.
Di sisi lain, realisasi belanja negara tercatat mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sepanjang kuartal I 2016, negara telah membelanjakan 18,7 persen dari pagu Rp2.095,7 triliun atau Rp 390,9 triliun. Realisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu Rp 367,7 triliun atau 18,5 persen dari target Rp 1.984,1 triliun.
"Karena program pembangunan semakin cepat maka dana banyak keluar," ujar Guru Besar Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini.
Belanja tersebut mencakup belanja pemerintah pusat sebesar Rp193,5 triliun atau 14,6 persen dari target, dan transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp197,4 triliun.
Dengan demikian, defisit anggaran pada kuartal I-2016 tercatat sebesar Rp143,3 triliun atau 1,13 persen terhadap Pendapatan Domestik Bruto.
(dim/gen)