Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) berhasil meningkatkan realisasi penyaluran kredit sebesar 7,25 persen menjadi Rp28,27 triliun sepanjang kuartal I 2016.
Direktur Bisnis Menengah dan Korporasi Bank Jatim Su'udi mengatakan kontribusi pertumbuhan penyaluran kredit paling tinggi datang dari kredit konsumer yang naik 7,99 persen menjadi Rp18,43 triliun secara tahunan (
year on year/yoy).
"Kontribusi pertumbuhan tertinggi penyaluran kredit selain dari sektor konsumer adalah kredit komersial yang naik 5,54 persen atau Rp5,33 triliun secara yoy, diikuti dengan kredit UMKM yang naik 1,29 persen atau sebesar Rp4,51 triliun," ungkap Su'udi dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (11/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gairah penyaluran kredit tersebut turut mendongkrak pendapatan laba bersih Bank Jatim selama kuartal I yang naik sebesar 21,51 persen atau Rp312,84 miliar dari periode yang sama tahun lalu. Sementara untuk
Net Interest Margin (NIM) mencapai 6,83 persen.
Namun secara bersamaan, posisi kredit macet alias
Non Performing Loan (NPL) Bank Jatim masih tergolong tinggi. Per Maret 2016, posisi NPL
gross Bank Jatim mencapai 4,59 persen.
"Tahun 2015 memang kondisinya tidak sebaik perkiraan, namun untuk NPL ini akan kami selesaikan perlahan-lahan secara baik-baik melalui pengaktifan kembali panitia lelang dan kejaksaan untuk menangani kredit macet yang memang memiliki
underlying secara legal," kata Su'udi.
Target Penyaluran KreditKendati demikian, ia mengaku optimsitis terhadap prospek perekonomian domestik, sehingga tahun ini perseroan menargetkan peningkatan penyaluran kredit sebesar 14,98 persen mengingat
Loan Deposit Ratio (LDR) Bank Jatim yang masih rendah yakni 68,11 persen.
Untuk penyaluran ke sektor korporasi, Bank Jatim mengaku tidak ingin terlalu agresif pasalnya sebagai Bank Pembangunan Daerah (BPD), Bank Jatim hanya memiliki kemampuan terbatas penyaluran ke korporasi yakni 20 persen dari total portfolio penyaluran. Oleh sebab itu perseroan hanya mengincar pembiayaan proyek-proyek infrastruktur pemerintah yang berbasis di Jawa Timur dengan skema sindikasi.
"Kita banyak proyek sendiri maupun sindikasi masih banyak yang belum ditarik terutama untuk jalan tol di Jawa Timur, itu belum ditarik semuanya. Kalau komersial kebanyakan sindikasi, supaya lebih aman," jelasnya.
(gen)