Jakarta, CNN Indonesia -- Operator menara telekomunikasi terbesar di dalam negeri, PT Sarana Menara Nusantara Tbk berencana menerbitkan saham baru dengan target raupan dana hingga Rp4,18 triliun untuk mengembangkan usaha perseroan atau anak usaha.
Dalam prospektus ringkas perseroan pada Rabu (13/4), direksi Sarana Menara menyatakan untuk menyatakan penambahan modal tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dengan cara mengeluarkan sebanyak-banyaknya 1,02 miliar saham.
“Pada tanggal Keterbukaan Informasi ini, pihak yang akan mengambil bagian atas saham-saham yang akan dikeluarkan dalam kerangka pelaksanaan Rencana Transaksi belum ditentukan,” tulis manajemen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehingga, lanjut manajemen, pada saat ini belum dapat ditentukan apakah pelaksanaan dari Rencana Transaksi akan merupakan suatu Transaksi Afiliasi maupun suatu Transaksi Benturan Kepentingan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan.
Untuk penentuan harga pelaksanaan Saham Baru, perseroan mengacu pada Peraturan No. I-A, dimana sekurang-kurangnya sama dengan rata-rata harga penutupan saham Perseroan selama kurun waktu 25 (dua puluh lima) hari Bursa berturut-turut di Pasar Reguler sebelum iklan pengumuman mengenai akan dilakukannya pemanggilan RUPSLB Perseroan yang mengagendakan persetujuan atas Rencana Transaksi.
Sehubungan dengan hal tersebut, manajemen mengakumulasi rerata harga saham dalam 25 hari bursa sebelum tanggal 13 April 2016 yang merupakan tanggal pengumuman mengenai akan dilakukannya RUPSLB Perseroan.
“Berdasarkan hal tersebut di atas, maka harga pelaksanaan saham baru perseroan adalah sekurang-kurangnya Rp4.105,” tulis manajemen.
Manajemen menyatakan, jumlah dana yang diperkirakan akan diterima oleh perseroan atas pelaksanaan rencana transaksi apabila perseroan mengeluarkan saham baru yang seluruhnya diambil oleh investor adalah sebesar Rp4,18 triliun.
“Saham baru perseroan sebagai hasil pelaksanaan rencana transaksi akan diterbitkan perseroan dalam bentuk tanpa sertifikat dan akan dicatatkan di BEI (Bursa Efek Indonesia), dengan menggunakan kode saham dan mekanisme yang sama dengan saham-saham perseroan yang telah dikeluarkan hingga saat ini,” jelas manajemen.
Di sisi lain, akibat penerbitan saham baru perseroan, maka jumlah saham yang dikeluarkan oleh perseroan menjadi lebih banyak.
“Karenanya setelah penambahan modal ditempatkan dan disetor perseroan dalam kerangka pelaksanaan rencana transaksi ini efektif, persentase kepemilikan saham masing-masing pemegang saham perseroan pada saat ini akan mengalami penurunan (dilusi) sebesar 9,09 persen apabila saham baru perseroan tersebut seluruhnya tidak diambil oleh pemegang saham,” jelas manajemen.
Seperti diketahui, perseroan melalui anak usahanya, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) memenangkan lelang penjualan 2.432 menara milik PT XL Axiata Tbk dengan membayar Rp3,56 triliun secara tunai.
Sebagai informasi, di lantai bursa dalam negeri, Sarana Menara memiliki nilai kapitalisasi mencapai Rp 41,67 triliun. Nilai itu jauh di atas pesaingnya, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk yang bernilai kapitalisasi Rp 28,42 triliun.