Jakarta, CNN Indonesia -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menargetkan terjalinnya nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) senilai US$875 juta pada kunjungan ke Jerman, bersamaan dengan lawatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di benua biru tersebut pada 17-22 April mendatang.
Ketua Kadin, Rosan P. Roeslani mengatakan penandatanganan MoU ini akan dilakukan di hadapan Presiden. Dalam kesempatan ini, Kadin memboyong sejumlah delegasi bisnis dari berbagai sektor seperti energi, industri, agribisnis, telekomunikasi, maritim dan berbagai sektor lain yang akan dipertemukan dengan para pelaku usaha di negara-negara yang akan dikunjungi dalam ajang forum bisnis.
"Penandatangan nota kesepahaman di hadapan Presiden merupakan kontribusi riil bagi perkembangan perekonomian nasional," ujar Rosan dikutip dari siaran pers diterima Senin (18/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan, beberapa perjanjian bisnis yang akan ditandatangani antara lain adalah Ferostaal GmbH dan Cronimet dengan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk senilai US$ 800 juta, Meyer Werft GmbH dengan PT Pelni (Persero) senilai US$ 40 juta, dan perusahaan pulp dan kertas, Asia Pacific Resources International Ltd (APRIL) dengan Inava dengan nilai US$35 juta.
Di kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum Kadin bidang Hubungan Internasional, Shinta Widjaja Kamdani mengatakan kunjungan ke beberapa negara ini sangat penting demi memperluas investasi negara-negara Eropa di Indonesia. Ia menambahkan, ini juga bisa menjadi kerangka utama kerjasama lanjutan antara Uni Eropa dan Indonesia kedepannya.
"Ini sekaligus mempercepat tercapainya kerjasama dagang dibawah kerangka Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan Uni Eropa, yang ditargetkan rampung dalam 2 tahun ke depan," jelas Shinta.
Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi asal Jerman sepanjang tahun 2015 tercatat sebesar US$ 57,27 juta dan mengambil porsi 0,19 persen dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar US$ 29,27 miliar di periode tersebut. Angka tersebut meningkat 14,08 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$ 50,2 juta.
(gir)