Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan terdapat minat investasi dari investor Malaysia sebesar US$575 juta atau setara dengan Rp7,8 triliun (asumsi kurs APBN Rp13.500 per dolar AS).
Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan minat investasi tersebut berasal dari acara 1st Indonesia Malaysia Investment Forum yang diselenggarakan di Kuala Lumpur, belum lama ini. Ia menjelaskan bahwa minat investasi yang disampaikan oleh pengusaha Malaysia tergolong serius.
Ia merinci, nilai minat investasi tersebut diperoleh dari beberapa sektor yakni sektor telekomunikasi, jasa angkutan udara dan perdagangan, infrastruktur, ketenagalistrikan, properti, kawasan industri, pengolahan makanan serta daur sampah ulang sampah elektronik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Minat investasi di bidang infrastruktur dan kawasan industri merupakan sektor prioritas dan memiliki nilai yang signifikan," ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (1/5).
Menurut Franky, sebagai salah satu negara prioritas pemasaran investasi, tim pemasaran BKPM (Marketing Officer) akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait di Malaysia untuk mengawal minat investasi yang disampaikan.
"Koordinasi dilakukan dengan KBRI Kuala Lumpur dan kementerian teknis terkait," jelasnya.
Lebih lanjut Franky menjelaskan bahwa kegiatan Indonesia-Malaysia Investment Forum merupakan inisiatif bersama KBRI Kuala Lumpur dan BKPM.
"Ini sangat positif untuk menjaring minat investasi. Selama ini, meskipun negara terdekat, namun dari sisi pemasaran Malaysia tidak banyak disentuh," ungkapnya.
Di sela acara yang diselenggarakan oleh KBRI Malaysia dan BKPM, Franky mengaku mengadakan one on one meeting dengan beberapa investor Malaysia yang bergerak di sektor telekomunikasi US$10 juta dan jasa angkutan udara dan perdagangan US$60 juta.
Setelah acara investor forum tersebut KBRI Malaysia dan Kantor Perwakilan BKPM Singapura yang menangani kawasan ASEAN juga menggelar "Investment Clinic" untuk menjaring detail minat investasi. Tercatat 38 investor mengikuti kegiatan tersebut.
Franky menjelaskan, dari Investment Clinic ini diperoleh minat investasi dari berbagai sektor diantaranya, infrastruktur sebesar US$287,5 juta, industri proses makanan sebesar US$10 juta, industri daur ulang sampah elektronik sebesar US$10 juta, kawasan industri pariwisata US$100 juta, ketenagalistrikan US$27,5 juta, serta sektor properti sebesar US$70 juta.
Direktur IIPC Singapura Ricky Kusmayadi mengatakan bahwa dari hasil Klinik Investasi ini menunjukan bahwa minat investor malaysia ke Indonesia cukup tinggi dan mereka sangat menyambut baik percepatan dan perbaikan perizinan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia.
Untuk diketahui, pada tahun lalu Malaysia tercatat sebagai peringkat kedua teratas sebagai asal negara investasi atau dalam enam tahun terakhir periode 2010-2015 tercatat di peringkat kelima dengan nilai investasi US$7,2 miliar.
BKPM mencatat, dalam periode triwulan pertama tahun 2016, realisasi investasi dari Malaysia berada di peringkat 9 asal negara investasi. Realisasi investasi yang masuk dari Malaysia tercatat US$101 juta dengan jumlah proyek 207 dan menyerap tenaga kerja 10.467.
(gir)