Jakarta, CNN Indonesia -- Astra Credit Companies (ACC), perusahaan pembiayaan kelompok usaha Astra International, tengah mengkaji rencana pemangkasan bunga pembiayaan seiring dengan tren penurunan suku bunga acuan (BI rate) sebanyak 75 basis poin (bps) yang terjadi sejak awal tahun ini.
Jodjana Jody, Direktur Utama ACC mengatakan, penurunan bunga pembiayaan ke konsumen sangat bergantung pada biaya dana. Saat ini, mayoritas perusahaan pembiayaan alias multifinance memperoleh dana dari pinjaman perbankan.
Permasalahannya, hingga saat ini, bunga kredit perbankan yang dikenakan ke korporasi belum turun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang kelihatan bunga kredit konsumen bank mulai turun. Tetapi, ke sektor korporasi masih belum turun. Apabila kredit ke korporasi turun, makan kami pun bisa melakukan penyesuaian turun setelah dua bulan," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Rabu (27/4).
Kendati bunga pembiayaan belum layu, Jody mengungkapkan, perseroannya optimis target pertumbuhan pembiayaan 10 persen dari pencapaian tahun lalu, yaitu Rp22 triliun bisa tercapai.
"Tahun ini, kami melihat potensi naiknya ekonomi. Produk Domestik Bruto (PDB) juga akan lebih baik, karena investasi pemerintah akan naik," tutur dia.
ACC membukukan pertumbuhan pembiayaan baru sebesar 5 persen atau menjadi Rp6,5 triliun pada kuartal pertama tahun ini jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Adapun, rasio pembiayaan bermasalah (
nonperforming finance/NPF) perseroan mencapai 0,54 persen.
"Kami berupaya menjaga risiko pembiayaan. Target kami, NPF tetap berada di level 0,5-0,6 persen sampai akhir tahun nanti," pungkasnya.
ACC merupakan gabungan lima perusahaan pembiayaan yang terdiri dari PT Astra Sedaya Finance, PT Swadharma Bakti Sedaya Finance, PT Astra Auto Finance, PT Staco Estika Finance dan PT Pratama Sedaya Finance.
(bir)