Jakarta, CNN Indonesia -- Perlambatan pertumbuhan ekonomi dan penjualan otomotif yang terjadi dua tahun terakhir ikut mempengaruhi kinerja industri turunannya,
multifinance. PT Verena Multi Finance Tbk dan PT Buana Finance Tbk, misalnya, membukukan rapor merah untuk kinerja keuangan kuartal I 2016.
Laba bersih Verena Multi Finance terjun bebas hingga 94,7 persen pada kuartal I 2016 menjadi hanya Rp456 juta dari periode yang sama tahun lalu, yakni Rp8,67 miliar.
Penurunan laba perusahaan yang fokus pada lini usaha pembiayaan kendaraan bermotor dan sewa pembiayaan ini terus terjadi dalam dua tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan Keterbukaan Informasi, Rabu (27/4), penurunan laba dikarenakan pendapatan yang dikantongi perseroan melorot. Yaitu, dari Rp102,51 miliar pada kuartal I 2015 menjadi hanya Rp81 miliar.Sementara, jumlah bebannya mencapai Rp80,10 miliar.
Volume usaha eks PT Maxima Perdana Finance memang menciut tercermin dari piutang pembiayaannya. Piutang pembiayaan konsumen tercatat turun tipis 1,9 persen menjadi Rp1,23 triliun dengan piutang sewa pembiayaan negatif 19,1 persen dan anjak piutang anjlok 92,7 persen.
Rapor merah juga menjadi catatan Buana Finance. Perusahaan yang fokus pada lini pembiayaan sewa guna usaha ini juga membukukan pertumbuhan laba negatif 19,9 persen. Yaitu, dari Rp25,83 triliun menjadi hanya Rp20,68 triliun pada kuartal I 2016 (
year on year).
Total pendapatan perseroan turun 11,4 persen menjadi Rp124,53 triliun. Sementara, total bebannya turun lebih rendah, yaitu 9,4 persen dari Rp106,19 triliun menjadi Rp96,12 triliun.
(bir/gen)