Menko Darmin: Deflasi Tak Selalu Berarti Penurunan Daya Beli

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Selasa, 03 Mei 2016 04:51 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan tingkat daya beli baru bisa disimpulkan 1 tahun kemudian.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan tingkat daya beli baru bisa disimpulkan 1 tahun kemudian. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan adanya deflasi pada bulan April tidak langsung berhubungan dengan penurunan daya beli masyarakat.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, deflasi bulan April sebesar 0,45 persen (month-to-month). Darmin menyatakan, ekonomi Indonesia sudah mulai sesuai dengan yang diharapkan. Di mana, angka deflasi year on yeay (yoy) bergerak diantara 3-4 persen.

"Kita mulai masuk track yang kita harapkan, bahwa year on year nya itu bergerak di 3-4 persen. Ya berarti deflasinya 3,6 persen," jelasnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Umumnya, deflasi ini erat kaitannya dengan penurunan daya beli masyarakat. Namun Darmin meminta agar deflasi yang terjadi tidak dihubungkan dengan adanya penurunan daya beli masyarakat. Hal ini karena data yang menunjukkan terkait daya beli masyarakat belum ada.

"Daya beli itu nanti baru 1 tahun bisa disimpulkan, kalau sekarang terlalu cepat menghubungkan deflasi dengan daya beli," tegasnya.

Darmin mengatakan, untuk saat ini, ada beberapa komoditas yang benar-benar sedang dipantau oleh pemerintah. Komoditas tersebut seperti bawang merah dan cabe. Seperti yang kita ketahui, harga bawang merah saat ini mencapai Rp40.000 per kg.

Maka dari itu Presiden Joko Widodo meminta agar harga tersebut dapat diturunkan menjadi Rp25.000 per kg. Darmin mengatakan jajarannya beserta Menteri Perdagangan, Menteri Pertanian, dan Menteri BUMN kini terus melakukan rapat koordinasi untuk menyusun strategi agar harga bawang merah bisa turun tanpa merugikan petani. (gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER