Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Ganesha Tbk mengincar pertumbuhan penyaluran kredit hingga 50 persen menjadi Rp1,849 triliun tahun ini setelah memperoleh tambahan modal dari penawaran umum saham perdana (
initial public offering/IPO).
Direktur Utama Bank Ganesha Wati Tatang mengatakan penyaluran kredit per Maret sudah mencapai angka Rp1,5 triliun. Ia berharap tahun ini pertumbuhan bisa menembus angka 50 persen
“Ya plus minus segitu (tumbuh 50 persen), lumayan lah. Penyaluran kredit kebanyakan dari sektor ritel, industri dan sektor lembaga keuangan,” ujarnya di Jakarta, Kamis (12/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian, Wati menyatakan perusahaan tidak memfokuskan penyaluran kredit di sektor tertentu. Ia mengaku akan menyalurkan ke segala sektor dan melihat mana yang memiliki potensi terbaik tahun ini.
“Kami tidak ada konsentrasi khusus untuk menyalurkan kredit. Distribusinya ada di ritel, industri pengolahan, dan sektor lembaga keuangan. Jadi tidak ada dominasi, semuanya tersalurkan secara tidak terkonsentrasi,” katanya.
Ia menjelaskan, perusahaan optimistis dengan target tersebut setelah memperoleh dana segar hingga Rp553,34 miliar dari gelaran IPO. Dana hasil raupan IPO tersebut bakal digunakan perusahaan untuk ‘naik kelas’ menjadi Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) II.
“Sekarang dengan
listing di bursa, kami menuju BUKU II, dari struktur modalnya sebagai syaratnya kan harus mencapai Rp1 triliun. Modal inti kami sudah mencapai itu, tinggal nanti bagaimana dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang akan menentukan kapan,” jelasnya.
Produk BaruWati menjelaskan, dengan menjadi BUKU II, Bank Ganesha bisa mengembangkan produk-produk lain untuk menjaring nasabah. Selain itu, perseroan juga bisa meningkatkan infrastruktur dalam mengembangkan usaha.
“Dengan ini kan berarti kami bisa mengembangkan produk-produk seperti internet banking, mobile banking dan mungkin pengembangan ke sektor infrastruktur untuk penambahan ATM,” katanya.
Lebih lanjut, Wati menyatakan dengan masuk ke BUKU II, perusahaan bisa melakukan penetrasi lebih dalam ke produk konsumer. Hal itu diharapkan mampu memacu pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK).
“Iya, dengan menjadi BUKU II kan produk-produk konsumer bisa kami proses. Seperti misalnya mau kembangkan produk konsumer berarti kan harus ada
mobile banking, harus ada
debit card. Dengan kita masuk ke BUKU II, kami menuju ke sana,” ujar Wati.
Jumlah rekening dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun Bank Ganesha di 2015 sebesar 35.601 rekening. Produk tabungan menjadi satu-satunya sumber DPK yang mengalami peningkatan.
Sepanjang 2015, jumlah dana yang dihimpun Bank Ganesha melalui produk tabungan mampu meningkat sebesar 8,02 persen dari Rp184,53 miliar di 2014 menjadi Rp199,33 miliar di 2015.
Secara keseluruhan, jumlah DPK yang dihimpun Bank Ganesha mengalami penurunan sebesar 7,89 persen dari Rp1,78 triliun di 2014 menjadi Rp1,64 triliun pada 2015. Manajemen menyatakan kondisi yang dialami perusahaan merupakan refleksi dari perlambatan pertumbuhan giro dan deposito yang terjadi pada industri perbankan di 2015.