Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendesak Kementerian Pertanian (Kementan) untuk membuka keran impor daging ayam tak bertulang (Mechanically Deboned Meat/MDM) demi menunjang efisiensi produksi industri pengolahan ayam nasional.
Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan harga MDM impor jauh lebih murah dibandingkan MDM dalam negeri. Dia mengestimasi impor MDM setidaknya bisa menghemat 80 persen biaya bahan baku industri pengolahan ayam.
"Karena kalau di Indonesia, harganya bisa mencapai Rp18 ribu per kilogram (kg). Sedangkan kalau kami impor dari Belanda, misalnya, itu bisa kami beli seharga Rp8 ribu hingga Rp10 ribu per kg," ujar Saleh di Jakarta, Jumat (13/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia tak menampik jika industri dalam negeri bisa memasok MDM sendiri. Namun sayangnya, rantai pasoknya hanya dikuasai oleh segelintir perusahaan pengolahan ayam bermodal besar.
Dengan dibukanya keran impor, Saleh meyakini bisa mengurangi kesenjangan bahan baku antara industri pengolahan ayam skala besar dan kecil.
Bahkan menurutnya, kadang MDM domestik yang diperuntukkan bagi industri dalam negeri memiliki kualitas yang jauh lebih rendah dibandingkan MDM impor. Ia sangat prihatin mengingat hal itu bisa mempengaruhi kualitas dan kandungan gizi produk olahan ayam dalam negeri.
"Kalau ini bisa diimpor, kami bisa cukupi kebutuhan pengolahan. Dan sisa dari itu bisa dipakai untuk pakan ternak," jelasnya.
Apabila usulan kebijakan ini diamini Kementan, politikus Partai Hanura ini berharap Indonesia bisa mengimpor 6 ribu hingga 6.500 ton MDM per tahun. Angka itu mendekati kebutuhan MDM domestik per tahunnya yang mencapai 6.700 ton per tahun.
"Sementara ini belum ada tanggapan dari Kementan, kami harapkan bisa segera melakukan pertemuan pada akhir bulan ini. Kami melihat, kalau industri hilir pengolahan ini tumbuh, ini tidak hanya untuk suplai dalam negeri namun bisa diekspor dalam bentuk olahan," terang Saleh.
Berdasarkan data Kemenperin, kebutuhan MDM industri dalam negeri mengambil porsi 5,36 persen dari total kebutuhan ayam yang sebesar 125 ribu ton pada tahun lalu. Dengan kata lain, konsumsi ayam per kapita di Indonesia mencapai 12,75 kg per kapita per tahun atau separuh lebih kecil dibandingkan Malaysia atau Singapura yang hanya 25 kg per kapita per tahun.
(ags/gen)