Jakarta, CNN Indonesia -- PT PLN (Persero) mencatat beban puncak daya listrik di sistem interkoneksi Jawa-Bali mencapai rekor tertinggi. Yakni, 24.461 Megawatt (MW) pada 13 Mei 2016 pukul 18 WIB.
Manajer Senior Humas PLN Agung Murdifi mengatakan, pada 5 November 2015, beban puncak masih 24.258 MW dan 10 Mei 2016 menjadi 24.288 MW.
"Kemudian hanya dalam tiga hari, beban puncak naik 173 MW hingga mencapai 24.461 MW. Peningkatan tahun ini lebih cepat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," ujarnya.
Namun demikian, saat ini, daya mampu sistem Jawa-Bali mencapai 31.614 MW. Itu berarti masih surplus 7.153 MW.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika menelisik enam tahun terakhir, beban puncak tertinggi tahunan adalah 18.100 MW pada 20 Oktober 2010, 19.739 MW pada 30 November 2011, 21.237 MW pada 15 Oktober 2012, 22.567 MW pada 17 Oktober 2013, 23.900 MW pada 21 Oktober 2014, 24.258 MW pada 5 November 2015.
Menurut Agung, peningkatan beban puncak yang lebih cepat dikarenakan kenaikan konsumsi daya listrik dan bertambahnya jumlah pelanggan.
Hingga saat ini, total jumlah pelanggan di Jawa-Bali mencapai lebih dari 40 juta dengan daya tersambung sebesar 78.540 Mega Volt Ampere (MVA).
Dari jumlah tersebut, konsumsi listrik pelanggan bisnis dan industri pada waktu beban puncak (WBP) juga turut mempengaruhi peningkatan beban puncak.
Jumlah konsumsi listrik kedua golongan tersebut pada April 2016 sebesar 991.463.549 kWh atau meningkat 11.104.931 kWh dibandingkan November 2015 yang 980.358.618 kWh.
"Peningkatan konsumsi listrik pada waktu beban puncak ini diperkirakan karena meningkatnya produksi oleh pelanggan industri dan bisnis menjelang Ramadhan," ujarnya.
Sedangkan, hingga April 2016, tercatat lebih dari 37 juta pelanggan rumah tangga di Jawa-Bali.
(bir/bir)