Menkeu Andalkan Sukuk Ritel Sebagai Penopang Inklusi Keuangan

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Rabu, 18 Mei 2016 04:58 WIB
Total penerbitan sukuk ritel negara telah naik secara signifikan dari Rp5,5 triliun pada 2008 menjadi Rp31,5 triliun pada 2016.
Menkeu Bambang Brodjonegoro mencatat total penerbitan sukuk ritel negara telah naik secara signifikan dari Rp5,5 triliun pada 2008 menjadi Rp31,5 triliun pada 2016. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menilai obligasi syariah ritel (sukuk ritel) bisa menjadi senjata ampuh untuk mendorong inklusi keuangan. Pasalnya, penerbitan sukuk ritel membuka akses instrumen keuangan yang aman dan menguntungkan bagi investor.

Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro menilai, selain itu investor sukuk ritel juga berkontribusi terhadap pembiayaan proyek infrastruktur yang bermanfaat bagi kemajuan suatu negara.

“Penerbitan sukuk ritel bisa menjadi salah satu cara efektif untuk mengurangi ketimpangan melalui penguatan masyarakat yang berpenghasilan rendah dan memberikan akses yang setara terhadap instrumen keuangan," ujar Bambang dalam seminar di gelaran Sidang Tahunan Kelompok Bank Pembangunan Islam (Islamic Development Bank/ IDB) ke-41 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa (17/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Bambang saat ini inklusi keuangan mendapatkan perhatian dari banyak negara berkembang karena dipercaya sebagai katalis bagi pertumbuhan ekonomi, penyediaan lapangan kerja, dan pengentasan kemiskinan.

Prinsip keuangan syariah yang sejalan dengan program inklusi keuangan bisa saling bersinergi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Salah satunya instrumen yang menggunakan prinsip syariah adalah instrumen sukuk ritel. Masyarakat yang menjadi investor sukuk ritel berasal dari berbagai status sosial dan pekerjaan yang beragam, mulai dari PNS hingga ibu rumah tangga, serta letak geografis yang berbeda.

"Dengan karakteristik yang mendukung adanya inklusivitas, kesetaraan, kerja sama dan keadilan bagi semua, prinsip keuangan syariah bisa membantu mengurangi kesenjangan di dalam suatu negara maupun antara negara," ujarnya.

Sebagai informasi, pemerintah Indonesia telah menerbitkan delapan seri sukuk ritel yang diperuntukkan bagi investor individu. Total penerbitan sukuk ritel negara telah naik secara signifikan dari Rp5,5 triliun pada 2008 menjadi Rp31,5 triliun pada 2016. Dari sisi investor, jumlah investor sukuk ritel terus meningkat dari 14.295 orang pada 2008 menjadi 48.444 individu saat ini. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER