BI: Tingkat Literasi Keuangan Pelaku UMKM Rendah

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Rabu, 01 Jun 2016 17:12 WIB
Gubernur BI Agus D.W Martowardjojo menilai para pelaku UMKM cenderung kurang mengerti produk-produk keuangan yang ditawarkan oleh lembaga keuangan lainnya.
Gubernur BI Agus D.W Martowardjojo menilai para pelaku UMKM cenderung kurang mengerti produk-produk keuangan yang ditawarkan oleh lembaga keuangan lainnya. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D.W Martowardjojo mengungkapkan, permasalahan dalam menjalankan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tidak sebatas manajemen pengelolaan keuangan dan sumber daya yang terbatas saja, namun juga akses permodalan yang dimiliki para pelaku usaha.

Agus mengatakan, rendahnya tingkat literasi keuangan pelaku UMKM menjadi salah satu penyebab minimnya akses lembaga keuangan terhadap sektor tersebut.

Ia menilai para pelaku UMKM cenderung kurang mengerti produk-produk keuangan yang ditawarkan oleh lembaga keuangan lainnya, sehingga hanya mampu bergantung pada pembiayaan perbankan yang manual dan konvensional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hanya 36 persen orang dewasa di Indonesia yang memiliki rekening bank. Jauh di bawah negara-negara tetangga kita. Kami perlu menemukan solusi. Kita saat ini berada di dunia digital, keuangan digital dapat memberikan banyak manfaat," kata Agus, Rabu (1/6).

Mantan Menteri Keuangan itu mengatakan UMKM memiliki peran nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, dimana 60 persen perekonomian dan 97 persen ketersediaan lapangan kerja disumbang oleh sektor tersebut. Sehingga pertumbuhan UMKM harus ditopang oelh produk-produk keuangan yang inovatif dan bervariasi. Hal ini juga membantu otoritas dalam program keuangan yang inklusif.

"UMKM adalah bidang usaha yang selama ini tidak tergantung pada impor. Malah ada kcenderungan untuk ekspor. Mereka juga menggunakan komponen lokal, menyediakan lapangan kerja dan betul-betul bisa tersebar di Indonesia. Jadi kalau membutuhkan stimulus fiskal untuk pengembangan UMKM, kami sangat mendukung," kata Agus.

Selain itu, ia juga mengingatkan perbankan untuk meningkatkan rasio penyaluran kredit kepada sektor UMKM mencapai 10 persen hingga akhir tahun 2016 nanti. Namun faktanya, hingga April 2016, rasio kredit khusus untuk UMKM sudah melampaui 10 persen, yakni 18,4 persen.

Kondisi tersebut dinilai sudah sesuai dengan ketentuan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 14/22/PBI/2012 tentang pemberian kredit atau pembiayaan oleh bank umum dan bantuan teknis dalam rangka pengembangan UMKM. (gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER