Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah mengalokasikan dana cadangan penyangga energi dan cadangan bahan bakar minyak (BBM) dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBNP) 2016. Namun besarannya belum diputuskan karena masih perlu dikalkulasi lebih lanjut bersaam DPR.
"Saya bersyukur karena dana ketahanan energi dan
strategic stocks (BBM) sudah dimasukkan dalam APBNP," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, Senin (6/6).
Sudirman mengatakan, pos dana cadangan energi itu diperlukan guna menutup berbagai kebutuhan yang sewaktu-waktu bisa terjadi seiring dengan perkembangan ekonomi dan harga energi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, ada beberapa peruntukkan dari dana cadangan energi tersebut, antara lain bisa untuk subsidi pengembangan energi baru, terbarukan, dan konservasi energi (EBTKE), serta mendanai pembangunan pembangkit listrik di daerah-daerah tertinggal.
"(Selain itu) kita juga masih terus mempertimbangkan dana bantalan kalau-kalau harga BBM itu naik terlalu tinggi. Jadi itungannya masih terus dikaji," tuturnya.
Dalam Nota Keuangan dan RAPBNP 2016 pemerintah mengalokasikan anggaran untuk program belanja lainnya sebesar Rp46,49 triliun, turun 22,4 persen dibandingkan dengan pagu saat ini di APBN 2016 yang sebesar Rp59,91 triliun. Dana cadangan penyangga energi dan cadangan BBM pemerintah merupakan bagian dari pos belanja lainnya tersebut, selain untuk pengembalian kelebihan pembayaran BPHTB dan dana cadangan Asian Games 2018.
Sebagai informasi, anggaran Kementerian ESDM akan dipangkas sebesar Rp822,1 miliar pada tahun ini menjadi Rp774 triliun di RAPBNP 2016. Perubahan alokasi anggaran tersebut karena adanya penurunan pagu penggunaan PNBP sebesar Rp53,3 miliar dan perubahan hibah luar negeri sebesar Rp3,1 miliar.
Selain itu, alokasi anggaran Kementerian ESDM juga mengalami penghematan dan pemotongan anggaran sebesar Rp771,9 miliar dalam rangka pengendalian dan pengamanan pelaksanaan APBN tahun 2016. Jumlah penghematan tersebut terdiri dari efisiensi belanja operasional sebesar Rp217,9 miliar dan efisiensi belanja lainnya sebesar Rp554,0 miliar.
(ags/gen)