Pemerintah Kembali Incar Utang Rp12 T dari Pasar Obligasi

Agust Supriadi | CNN Indonesia
Senin, 06 Jun 2016 16:27 WIB
Target penerbitan surat berharga negara (SBN) di RAPBNP naik 17,7 persen menjadi Rp384,98 triliun dari rencana awal sebesar Rp327,2 triliun di APBN 2016.
Dirjen Pengelolaan Utang Robert Pakpahan dan Direktur Surat Utang Negara Loto Srinaita Ginting. (CNN Indonesia/Agust Supriadi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah kembali akan melelang lima varian obligasi negara guna menambal defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 pada Selasa (7/6). Dari lelang tersebut, pemerintah menetapkan target indikatif pembiayaan sebesar  Rp12 triliun, dengan ruang kenaikkan maksimal hingga Rp18 triliun.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan dalam situsnya merinci, kelima varian surat utang yang akan diterbitkan besok adalah seri SPN031600908 (tenor tiga bulan), SPN12170608 (tenor setahun), FR0053 (lima tahun), FR0056 (10 tahun) dan FR0073 (15 tahun).

Untuk dua seri SPN merupakan obligasi jangka pendek dengan tingkat kupon diskonto. Sedangkan untuk seri FR akan diganjar bunga secara berurutan 8,25 persen, 8,37 persen, dan 8,75 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

DJPPR menerangkan, penjualan obligasi akan menggunakan sistem pelelangan Bank Indonesia, yakni lelang dilakukan secara terbuka dengan metode harga beragam. Obligasi neagra yang akan dilelang mempunyai nominal per unit sebesar Rp1 juta rupiah.

Sebelumnya, pemerintah meningkatkan penarikkan utang dari pasar obligasi sebesar Rp57,75 triliun guna mengantisipasi risiko pelebaran defisit fiskal tahun ini. Dengan demikian, target penerbitan surat berharga negara (SBN) naik 17,7 persen menjadi Rp384,98 triliun dari rencana awal sebesar Rp327,2 triliun di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016.

Dalam Nota Keuangan dan Rancangan APBN Perubahan (RAPBNP) 2016 dijelaskan, penerbitan SBN dinaikkan karena ada perubahan besaran pendapatan negara dan asumsi dasar ekonomi makro yang berpengaruh terhadap defisit APBN, serta kenaikan pengeluaran pembiayaan.

"Target penerbitan SBN (neto) pada RAPBNP tahun 2016 tersebut telah memperhitungkan juga realisasi penerbitan SBN dalam rangka pre-funding yang dilaksanakan di pasar internasional dan pasar domestik pada bulan Desember 2015," jelas pemerintah dalam Nota Keuangan dan RAPBNP 2016.

(ags/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER