Jakarta, CNN Indonesia -- PT Global Teleshop (GLOB) memutuskan untuk fokus pada bisnis daring atau
online tahun ini. Hal ini merupakan strategi perusahaan untuk menambah pendapatannya sepanjang tahun 2016.
Djoko Harijanto, Direktur Utama Global Teleshop mengatakan, perusahaan sebenarnya sudah memiliki sistem penjualan daring sejak lama, yaitu melalui laman (
website). Sayangnya,
website tersebut tidak terurus dan kurang diperhatikan oleh perusahaan, sehingga penjualan melalui
website tidak seperti yang diharapkan.
"Kami memang sudah memiliki penjualan secara
online, tapi sudah lama tidak diperhatikan," katanya usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, Rabu (8/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain membenahi
website, Global Teleshop juga akan bekerja sama dengan beberapa jasa pemasaran daring (
e-commerce) dan media sosial. Saat ini, perusahaan sedang melakukan penyusunan rencana tersebut.
"Kami coba kerja sama dengan
e-commerce yang ada dan channel media sosial. Ya artinya, fokus ke
online bisa tumbuh omzetnya, jadi bisa tertolong lewat penjualan
online," terangnya.
Sebagai informasi, total outlet Global Teleshop hingga saat ini berjumlah 80 di seluruh Indonesia. Jumlah tersebut turun dari September 2015 yang berjumlah sebanyak 116 outlet. Djoko menyatakan, Global Teleshop belum memiliki rencana untuk menambah jumlah gerai pada tahun ini.
"Kalau perlu buka gerai pastinya kami akan lihat lagi, jika nantinya kurang produktif kami akan cari jalan keluar agar tidak menjadi beban perusahaan. Yang jelas kami fokus ke
e-commerce tahun ini," jelasnya.
Lebih lanjut, ia menyatakan, momen Lebaran tahun ini juga akan dimanfaatkan untuk menaikkan penjualan. Perusahaan akan menyiapkan program menarik bagi konsumennya menjelang Lebaran nanti.
"Lebaran kami lagi siapkan program menarik. Biasanya kalau Lebaran kami harapkan naik setinggi mungkin, tapi nanti kami lihat deh," paparnya.
Untuk jenis produk sendiri, lanjutnya, Global Teleshop masih berfokus pada dua produk yaitu dengan sistem operasi Blackberry dan Android. Namun, tahun ini perusahaan akan mengeluarkan produk baru dari produsen luar negeri dan dalam negeri.
Seperti diketahui, Global Teleshop belum mengeluarkan laporan keuangan untuk tahun buku 2015 dan kuartal I 2016. Hal ini karena laporan keuangan masih dalam proses audit. Selain itu, keuangan Global Teleshop juga terkena imbas dari induknya PT Trikomsel Oke Tbk, yang pada Januari 2016 berstatus penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU).
Pada 4 Januari 2016 pengadilan mengabulkan permohonan PKPU Trikomsel yang diajukan PT Gapura Aetha Semesta (GAS).
Trikomsel terlambat membayar karena belum ada penyelesaian mengenai perbedaan jumlah yang ditagihkan dengan jumlah yang tercatat di buku perseroan. Per Desember 2015 total utang, pokok, denda, dan penalti yang ditagihkan GAS kepada Trikomsel sebesar Rp1,53 miliar, sedangkan jumlah yang tercatat di buku Trikomsel per 31 Desember 2015 senilai Rp619,87 juta.
Hingga saat ini, Trikomsel juga belum mengeluarkan laporan keuangan tahunan 2015 dengan alasan masalah PKPU.
Tidak hanya itu, Trikomsel juga terbukti memiliki utang terhadap beberapa perusahaan perbankan lainnya, seperti PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank Danamon Indonesia Tbk, dan PT Bank Central Asia Tbk.
Untuk kinerja dari Global Teleshop sendiri sepanjang sembilan bulan pertama di 2015 terlihat tertekan. Pendapatan Global Teleshop pada kuartal III 2015 turun menjadi Rp2,165 triliun dari periode sebelumnya Rp3,130 triliun.
Selain itu, Global Teleshop juga mengalami rugi bersih sebesar Rp62,1 miliar. Berbanding terbalik dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya dimana perseroan meraup laba bersih Rp99,75 miliar.