Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah berhasil menarik pembiayaan sebesar €3 miliar atau lebih dari Rp45 triliun lewat penerbitan dua varian surat utang negara berdenominasi Euro (Euro Bond).
Robert Pakpahan, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiyaan dan Risiko, Kementerian Keuangan menerangkan, Euro Bond yang diterbitkan Pemerintah Indonesia pada Selasa (7/6) terdiri dari dua varian tenor, yakni tujuh tahun dan 12 tahun. Adapun total penawaran yang masuk dari kedua sero obligasi Euro tersebut mencapai €8,36 miliar atau setara dengan Rp125,78 triliun (kurs Rp
15045).
"Untuk Euro Bond bertenor tujuh tahun, size issuance (jumlah penerbitannya) €1,5 miliar, dengan yield (imbal hasil) 2,772 persen. Total book order (penawaran yang masuk) €4,23 miliar, " jelas Robert kepada
CNNIndonesia.com, Rabu (8/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara untuk Euro Bond bertenor 12 tahun, Robert Pakpahan mengatakan, total penawaran yang masuk mencapai €4,13 miliar. Namun, yang dimenangkan pemerintah hanya €1,5 miliar, dengan yield 3,9 persen.
Sebelumnya, Kementerian Keuangan menargetkan penerbitan obligasi valas sebesar US$10 miliar atau sekitar 24 persen dari total lelang Surat Berharga Negara (SBN) tahun ini. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah menyiapkan empat varian obligasi valas, yakni obligasi berdenominasi dolar AS (global bond), surat utang syariah dolar AS (sukuk global), obligasi Euro, dan obligasi yen (samurai bond).
Pada awal tahun 2016, pemerintah telah menerbitkan global bond sebesar US$3,5 miliar dan sukuk global US$2,5 miliar. "Sisanya masih US$4 miliar, ini harus antara samurai bond dan euro bond," jelas Suahasil Nazara, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, belum lama ini.
(ags/gen)