Jakarta, CNN Indonesia -- Royal Bank of Scotland (RBS) dipastikan menutup seluruh kegiatan operasinya di Indonesia mulai Januari 2017. Konfirmasi atas hal tersebut diperoleh usai manajemen RBS menyampaikan rencananya kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) beberapa waktu lalu.
“Rencananya mereka sih, RBS berharap akhir tahun ini prosesnya bisa rampung. Jadi yang sedang siap-siap mau tutup RBS, yang siap-siap mau gabung dengan bank lokal ada HSBC. Sementara yang lain masih berkomitmen untuk tetap eksis di Indonesia," ujar Kepala Ekesekutif Pengawas Perbankan OJK Nelson Tampubolon kepada CNNIndonesia.com, Rabu (8/6).
Maksud Nelson menyebut ‘yang lain’ merujuk pada 10 kantor cabang bank asing (KCBA) yang sampai saat ini masih beroperasi di Indonesia. KCBA tersebut terdiri dari Bank of America, N.A, The Royal Bank of Scotland N.V, Bangkok Bank Pcl, Citibank N.A, The Hongkong & Shanghai B.C (HCBC), Ltd, Bank of China Limited, Deutche Bank Ag, JP. Morgan Chase Bank, N.A, The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd, dan Standard Chartered Bank.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski jumlah KCBA di Indonesia terus berkurang, Nelson justru menegaskan OJK tidak akan membuka kembali pintu bagi bank asing yang ingin mendirikan kantor cabangnya di Indonesia.
Selain akibat hengkangnya RBS, rencana pengurangan jumlah KCBA juga muncul setelah rencana HSBC Holdings Ltd untuk mengalihkan seluruh asetnya di Indonesia usai mengakuisisi Bank Ekonomi Rahardja.
OJK menurutnya hanya membuka kemungkinan bank asing masuk ke Indonesia dengan catatan bak tersebut masuk sebagai Kantor Perwakilan yang fungsinya hanya sebagai penghubung kepentingan kantor pusat atau bank tersebut mampu mengakuisisi bank lokal yang sudah ada di Indonesia.
"Kalau kantor perwakilan sih tidak masalah, asal jangan KCBA," katanya.
Sumber CNNIndonesia.com di RBS memastikan saat ini bank milik Pemerintah Inggris itu hanya mempekerjakan empat orang staf di Indonesia setelah menutup sebagian operasinya pada 2012 lalu.
Ia memastikan, surat dari OJK yang menyetujui RBS hengkang pada 2017 sudah diterima manajemen beberapa waktu lalu.
“Regulasi perbankan di Indonesia mempersulit gerak bank asing, sehingga RBS sulit berkembang,” ujar sumber tersebut.
Sebelumnya, pada Maret 2012 lalu RBS mengumumkan akan menutup sebagian operasi di Indonesia, Singapura, dan Korea Selatan, setelah gagal mendapatkan pasar di tiga negara itu.
Juru bicara RBS di Hong Kong Yuk Min Hui menyatakan, RBS mulai menutup beberapa operasi mulai Selasa, 20 Maret 2012.
"Keputusan ini akan berdampak pada sekitar 70 tenaga kerja," kata Hui.
(gen)