Jakarta, CNN Indonesia -- Rencana PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Aceh untuk mengkonversi seluruh bisnisnya menjadi bank umum syariah diperkirakan rampung tahun ini juga. BPD Aceh akan menjadi pionir bank daerah pertama yang berprinsip syariah, sekaligus menjadi bank murni syariah ke-12 di Tanah Air.
Nelson Tampubolon, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan, otoritas sudah mendengar persetujuan konversi BPD Aceh menjadi bank murni syariah dari Pemerintah Daerah, serta Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Aceh.
“Keputusan pemda setempat sudah keluar. Bank Aceh bahkan sudah melakukan sosialisasi. Langkah selanjutnya, mereka sedang melakukan persiapan, nanti ubah atau daftar nama baru ke Kementerian Hukum dan HAM, baru izin ulang ke OJK,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com, akhir pekan lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Nelson, konversi Bank Aceh menjadi bank murni syariah akan mengubah peta bisnis perbankan nasional. Aset bank umum berkurang dan beralih ke bank murni syariah. Itu berarti, motor penggerak pertumbuhan bank syariah bakal lebih cepat.
Berdasarkan laporan kuartal I 2016 Bank Aceh, aset bank yang berkantor pusat di barat Indonesia tersebut mencapai Rp21,238 triliun. “Industri perbankan syariah memperoleh tambahan aset dari Bank Aceh. Ini bisa membuat pangsa pasar bank syariah di atas lima persen,” tutur Nelson.
Busra Abdullah, Direktur Utama Bank Aceh sebelumnya menargetkan, BPD Aceh memulai skema murni syariah pada pertengahan Agustus 2016 nanti. Saat ini, manajemen masih melakukan sejumlah persiapan teknis dan operasional.
"Ide konversi ini didukung oleh Gubernur Aceh Zaini Abdullah," pungkasnya.
Usai konversi, dipastikan bisnis Bank Aceh masih akan fokus pada pembiayaan investasi dan modal kerja. Sebagai informasi, selama ini, pangsa pasar Bank Aceh mencapai 50 persen di daerah asalnya. Konversi akan membuat bank milik Pemda Aceh ini menjadi satu-satunya bank daerah dengan pangsa pasar syariah terbesar di Tanah Air.
(bir)