Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah menerima tambahan pembiayaan sebesar Rp5,07 triliun melalui lelang empat seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara pada hari ini, Selasa (14/6).
Keempat seri sukuk yang dilelang pemerintah meliputi SPSN 01122016 (reopening), PBS009 (reopening), PBS011 (reopening), dan PBS012 (reopening).
Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, dalam situs resminya menjelaskan, total penawaran yang masuk dalam lelang hari ini mencapai Rp6,9 triliun. Namun yang dimenangkan pemerintah sebesar Rp5,07 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk seri SPNS01122016, pemerintah hanya menyerap pembiayaan Rp400 miliar dari total penawaran yang masuk Rp1,24 triliun. Rata-rata tertimbang imbal hasil (yield) untuk sukuk yang akan jatuh tempo pada 1 Desember 2016 ini sebesar 5,9 persen, dengan tingkat imbalannya berupa diskonto.
Sementara untuk sukuk seri PBS009, penawaran yang masuk sebesar Rp3,4 triliun dengan yield tertinggi 7,62 persen dan terendah 7,18 persen. Namun, nominal yang dimenangkan hanya Rp2,96 triliun dengan tingkat kupon 7,75 persen dan akan jatuh tempo pada 25 Januari 2018.
Selanjutnya untuk seri PBS006, pemerintah menerima penawaran senilai Rp340 miliar dengan penawaran yield tertinggi 7,84375 persen dan terendah 7,65625 persen. Obligasi yang jatuh tempo pada 15 September 2020 ini akhirnya hanya dimenangkan sebesar Rp115miliar dengan tingkat imbalan 8,25 persen.
Lalu untuk seri PBS011, Pemerintah tidak menarik pembiayaan sepeserpun dari total penawaran Rp107 miliar.
Terakhir, pemerintah menarik pembiayaan sebesar Rp1,6 triliun dari lelang sukuk seri PBS012, dengan yield rata-rata tertimbang 8,20967 persen. Obligasi bertenor 15 tahun ini menjanjikan imbalan 8,875 persen.
Sebagai informasi, dalam APBN 2016, pemerintah menargetkan penerbitan sukuk negara hingga akhir tahun sebesar Rp143,08 triliun yang terdiri dari Rp109,67 triliun SBSN berdenominasi rupiah dan Rp33,41 triliun SBSN berdenominasi valuta asing.
Per 9 Juni, total outstanding SBSN yang dapat diperdagangkan (tradable) Rp354,19 triliun. Sementara, total outstanding sukuk negara yang tidak bisa diperdagangan (non-tradable) mencapai Rp36,697 triliun.
(ags)