Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar dolar dan imbal hasil (
yield) obligasi langsung terkoreksi usai Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (Fed), mempertahankan rentang suku bunga acuannya di level 0,25-0,5 persen.
Imbasnya merembet ke bursa saham Amerika, dimana keuntungan yang diraup investor menjadi lebih rendah pada penutupan perdagangan Wall Street menyusul kekhawatiran pelaku pasar terhadap pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam.
Sentimen negatif juga muncul dari negara dengan kekuatan ekonomi kelima terbesar di dunia, Inggris, yang berpotensi keluar dari Uni Eropa pasca referendum pada 23 Juni mendatang. Isu Brexit ini turut meningkatkan volatilitas pasar modal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dikutip dari Reuters, The Fed menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2016 maupun 2017, yang mengidikasikan arah kebijakan moneter ketat belum bisa dilakukan secara agresif di negara Barrack Obama hingga tahun depan.
Gubernur The Fed Janet Yellen menilai, jajak pendapat terkait Brexit di Inggris menambah ketidakpastian ekonomi dunia. Menurutnya, itu menjadi salah salah satu topik bahasan dalam rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang digelar di Washington DC pada 14-15 Juni 2016 kemarin.
Terhadap yen, dolar anjlok ke level terendahnya sejak Oktober 2014 usai keputusan The Fed di rilis. Dolar terdepresiasi ke level 105,5 yen atau turun 0,1 persen. Euro juga menguat terhadap dolar sebesar 0,5 persen menjadi US$1,12.
Sementara di bursa saham Amerika, indeks Dow Jones
industrial average terkoreksi 34,65 poin atau 0,2 persen ke level 17.640,17, sedangkan indeks S&P 500 turun 3,82 poin atau 0,18 persen menjadi 2.071,5. Demikian pula dengan indeks Nasdaq Composite melemah 8,62 poin atau 0,18 persen menuju 4.834,93.
Di pasar obligasi ,
yield surat utang bertenor 10 tahun yang jadi acuan pasar Amerika tercatat naik 6/32 menjadi 1,59 persen.
Sementara di pasar komoditas, harga minyak kembali jatuh pada hari kelima secara beruntun, yang merupakan periode negatif terpanjang sejak Februari, di tengah kekhawatiran rencana Inggris keluar dari Uni Eropa.
Harga minyak mentah kenis Brent untuk pengiriman bulan depan turun 86 sen atau 1,76 persen menjadi US$48,97 per barel. Sedangkan harga minyak mentah acuan Amerika, West Texas Intermediate turun 48 sen atau 1 persen ke level US$48,01 per barel.
Sebaliknya, harga emas naik 0,7 persen menjadi US$1.293,86 per ounce. Tren kenaikan harga rmas telah berlangsung enam minggu.
(gen)