Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk yang telah menyatakan siap memberikan pinjaman sindikasi kepada PT PLN (Persero) menyusul disahkannya Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN Tahun 2016-2025.
Royke Tumilaar, Direktur Corporate Banking Bank Mandiri mengatakan, dengan kebutuhan pendanaan yang sangat besar, PLN tidak bisa hanya mengandalkan satu atau dua bank untuk mendanai mega proyek listrik tersebut. Untuk itu diperlukan kerja sama pembiayaan dengan berbagai lembaga keuangan lain, yang memiliki kapasitas besar dalam penyaluran pinjaman.
"Kita memang harus ikut tapi kita tidak bisa sendirian, tetap saja butuh sumber dana lain baik dari dalam negeri maupun luar negeri," ujar Royke saat dihubungi
CNNIndonesia.com, Kamis (16/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keterbatasan kapasitas tersebut, kata Royke, terbentur oleh aturan Batas Maksimal Pemberian Kredit (BPMK) serta likuiditas perbankan yang mayoritas berasal dari dana-dana jangka pendek seperti deposito dan tabungan.
Sedikitnya, lanjut Royke, dibutuhkan dana sekitar US$1,5-2 juta untuk membangun pembangkit listrik dengan kapasitas 1 MW. Apabila dilihat dari tenornya, proyek-proyek infrastruktur memiliki jangka waktu yang panjang, yakni minimal 10 tahun dengan imbal hasil yang baru bisa dirasakan dalam waktu yang lama.
"Kita harus cari dana jangka panjang minimal 10 tahun, karena kita tidak bisa bergantung dengan deposito saja," katanya.
Per April, outstanding pinjaman korporasi Bank Mandiri telah mencapai Rp180 triliun. Tahun ini bank pelat merah tersebut menargetkan pertumbuhan bersih (nett) kredit korporasi mencapai Rp20 triliun.
Sementara itu, Herry Sidharta, Direktur Bisnis Banking BNI mengatakan, tahun ini perseroan mengalokasikan pembiayaan Rp180 triliun untuk segmen korporasi atau 50 persen dari total portofolio kredit BNI. Alokasi tersebut, menurutnya, sebagian besar dianggarkan untuk proyek-proyek infrastruktur terutama yang dikerjakan oleh pemerintah.
"Kami siap sejak 10 ribu MW, bukan hanya proyek PLN, tapi juga IPP. Itu juga kita lakukan sindikasi dengan bank-bank BUMN lain serta Bank Daerah maupun bank swasta," kata Herry.
Dia menambahkan, ada beberapa keuntungan yang didapat oleh bank saat berpartisipasi dalam penyaluran pinjaman ke sektor infrastruktur meski tidak dapat dirasakan dalam jangka pendek.
"Kita bisa berperan sebagai agent development, pasti dapat profit dan yang pasti risiko dapat teratasi," katanya.
(ags)