Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro meyakini keputusan Bank Sentral Amerika Serikat mempertahankan suku bunga acuannya akan berdampak positif terhadap penguatan rupiah.
Dalam rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang berlangsung dua hari, 14-15 Juni 2016, The Fed mempertahankan bunga acuannya pada rentang 0,25-0,5 persen. Hal itu mempertimbangkan perbaikan apsar tenaga kerja yang lambat, serta perkembangan inflasi, serta perkembangan pasar global.
"Ya bagus buat Rupiah," ujar Bambang singkat di Gedung DPR, Kamis (16/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun reaksi pasar berkata lain. Hari ini, Rupiah terkoreksi 20 poin atau 0,15 persen ke level Rp13.375 per dolar AS, setelah bergerak di kisaran Rp13.289-Rp13.378 per dolar.
Pelemahan juga terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang bergerak turun 0,43 poin (0,01 persen) ke level 4.814 setelah bergerak di rentang 4.801-4.892.
Sementara itu, Bank Indonesia merespons kondisi pasar keuangan domestik dan global dengan menurunkan suku bunga cuannya sebesar 25 basis poin, dari 6,75 persen menjadi 6,5 persen. Kebijakan moneter itu diikuti dengan penurunan BI 7-day (Reverse) Repo Rate dari 5,5 persen menjadi 5,25 persen.
Sebelumnya, pemerintah mengusulkan perubahan asumsi nilai tukar dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBNP) 2016, dari Rp13.900 menjadi Rp13.500 per dolar AS.
(ags)