Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) dinilai layak untuk diberikan prioritas mengembangkan pembangkit listrik panas bumi (PLTP) di Tanah Air, mengingat perusahaan pelat merah ini terbukti mampu mengelola PLTP melalui anak usahanya, PT Pertamina Geothermal Energy.
"Pertamina sebagai perusahaan energi berkomitmen mengembangkan panas bumi dan ditunjang kemampuan sumber daya manusia dan finansial yang cukup kuat. Apalagi, Pertamina sudah berpengalaman pada bisnis panas bumi sejak 1970-an," tutur Abadi Purnomo, Ketua Asosiasi Panas Bumi Indonesia, seperti dilansir ANTARA, Minggu (19/6).
Abadi Purnomo yang juga anggota Dewan Energi Nasional mengatakan, kapasitas terpasang PLTP yang dikelola oleh PGE mencapai 437 megawatt (MW) dan diperkirakan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah belum lama ini memberikan penugasan kepada BUMN, salah satunya Pertamina, untuk membangun PLTP dengan total kapasitas 1.200 MW. Sedangkan, rencana pengembangannya total 610 MW dari target 2025 sebesar 7.200 MW.
Yunus Syaefulhak, Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM bilang, bentuk penugasan itu berupa penerbitan surat keputusan penugasan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) sekaligus sebagai Izin Panas Bumi (IPB) untuk mengembangkan hulu-hilir WKP.
"Pemerintah akan memberikan insentif, baik fiskal dan non fiskal seperti pajak pertambahan nilai (PPn) reimbursement ditanggung pemerintah hingga bea masuk impor dibebaskan untuk proyek PLTP. Harga jual listriknya juga ditetapkan pemerintah," katanya.
Yunus menjelaskan, untuk Pertamina akan diberikan prioritas untuk mengembangkan PLTP Kotamobagu dan Iyang Argopuro. Keduanya adalah WKP lama yang pernah digarap oleh PGE.
Wianda Pusponegoro, Vice President Corporate Communication Pertamina menanggapi, Pertamina akan menjalankan semua penugasan dari pemerintah. Apalagi, Pertamina telah menempatkan lini bisnis panas bumi sebagai salah satu prioritas proyek strategis sesuai dengan cetak biru (blue print) pengembangan panas bumi hingga 2019.
"Di saat investor lain tidak banyak tergerak karena berbagai hambatan yang dialami, kami terus berinvestasi di sektor panas bumi," pungkasnya.
Menurut data Pertamina, sepanjang 2015-2019 perseroan membangun PLTP dengan total kapasitas terpasang 907 MW (termasuk yang existing). Total investasi untuk pengembangan pembangkit tersebut mencapai 2,5 miliar dolar AS.
Hingga kuartal I 2016, produksi panas bumi Pertamina mencapai 761,51 GWH atau naik 6,3 persen apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
(bir)